SIMTOMATOLOGI PSIKIATRI
Diposkan oleh andreas48 di 23:54 Label:
Psikiatri
Manusia bereaksi secara keseluruhan, secara
holistik atau dapat dikatakan gejala yang menonjol terdapat pada unsur
kejiwaan, tetapi penyebab utamanya mungkin dibadan (somatogenik), lingkungan
sosial (sisiogenils) ataupun psike (psikogenik). Biasanya tidak terdapat
penyebab tunggal, akan tetapi beberapa penyebab sekaligus dari berbagai unsur
saling mempengaruhi atau kebetulan terjadi bersamaan, lalu timbullah gangguan
badan ataupun jiwa dan menandakan dekompensasi proses adaptasi dan terdapat
terutama pada pemikiran, perasaan dan perilaku.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi perilaku
adalah keturuan dan konstitusi, umur dan sex, keadaan badaniah, keadaan,
keadaan psikologik, keluarga, adat istiadat, kebudayaan dan kepercayaan,
pekerjaan, pernikahan dan kehamilan, kehilangan dan kematian orang yang
dicintai, agresi, rasa bermusuhan, hubungan antar manusia.
Psikiatri dipenuhi oleh fenomenologi dan
penelitian fenomena mental. Dokter psikiatri harus belajar untuk menguasai
observasi yang teliti dan penjelasan yang mengungkapkan keterampilan termasuk
belajar bahasa baru. Bagian bahasa didalam psikiatri termasuk pengenalan dan
definisi tanda dan gejala perilaku dan emosional.
Tanda (sign) adalah temuan objektif yang
diobservasi oleh dokter (afek yang terbatas dan retardasi psikomotor). Gejala
(symptom) adalah pengalaman subjektif yang digambarkan oleh pasien (mood yang
tertekan dan berkurangnya tenaga). Suatu sindroma adalah kelompok tanda dan gejala
yang terjadi bersama-sama sebagai suatu kondisi yang dapat dikenali yang kurang
spesifik dibandingkan gangguan atau penyakit yang jelas.
Dalam kenyataannya sebagian besar kondisi
psikiatrik adalah sindroma. Menjadi ahli didalam mengenali tanda dan gejala
spesifik memungkinkan dokter dapat mengerti dalam berkomunikasi dengan dokter
lain, membuat diagnosis secara akurat, menangani pengobatan dengan berhasil,
memperkirakan prognosis dengan dapat dipercaya dan menggali masalah
psikopatologi, penyebab dan psikodinamika secara menyeluruh.
Simtomatologi psikiatri adalah ilmu yang
mempelajari tentang gejala-gejala gangguan jiwa. Gejala artinya pengalaman
subyektif yang digambarkan oleh pasien. Macam macam simtomatologi psikiatri
antaralain:
1998I. Kesadaran
Gangguan kesadaran paling sering berhubungan
dengan adanya kelainan pada otak.
1. Disorientasi : gangguan orientasi waktu,
tempat, orang.
2. Kesadaran berkabut : kejernihan ingatan
yang tidak lengkap.
3. Stupor : hilangnya reaksi dan ketidak
sadaran lingkungan sekeliling.
4. Delirium : bingung, gelisah, disorientasi,
takut dan halusinasi.
5. Somnolen : mengantuk yang abnormal.
6. Drowsiness : cenderung selalu tidur
II. Emosi
Emosi adalah keadaan perasaan yang komplek
berhubungan dengan afek dan mood.
A. Afek : ekspresi emosi yang terlihat
Afek serasi : irama emosional sesuai gagasan,
pikiran, atau pembicaraan yang menyertai.
1. Afek tidak serasi : ketidak sesuaian antara
perasaan emosional dengan gagasan pikiran atau pembicaraan yang menyertai.
2. Afek tumpul : penurunan berat intensitas
irama perasaan yang di ungkapkan keluar.
3. Afek sempit : penurunan intensitas irama
perasaan yang kurang parah dibawah afek tumpul.
4. Afek datar : tidak ada atau hampir tidak
ada ekspresi afek, suara monoton dan wajah tidak bergerak.
5. Afek labil : perubahan irama perasaan cepat
dan tiba-tiba tidak berhubungan stimuli eksternal.
B. Mood
Mood adalah emosi meresap dan dipertahankan,
subjektif dan dilaporkan pasien pada orang lain.
1. Euforia : elasi kuat dengan perasaan kuat dengan
perasaan kebesaran.
2. Depresi : kesedihan yang psiko patologis.
3. Anhedonia : hilang minat menarik diri dari
semua aktifitas rutin yang
menyenangkan.
4. Elasi : perasaan menyenangkan dan gembira
yang berlebihan, puas
diri sendiri atau optimis.
C. Emosi lain
1. Kecemasan : ketakutan disebabkan dugaan
bahaya dari dalam atau luar.
2. Agitasi : kecemasan berat diserati
kegelisahan motorik.
3. Ketegangan : peningkatan aktifitas motorik
dengan psikologis yang tidak
menyenangkan.
4. Panik :cemas akut episodik dan kuat.
5. Ambivalensi :teradap sama-sama dua impuls
yang berlawanan.
D. Gangguan psikologis yang berhubungan dengan
mood : tanda disfungsi somatik pada seseorang paling sering berhubungan dengan
depresi.
1. Anoreksia : menurunnya nafsu makan.
2. Hiperfagia : meningkatnya nafsu makan.
3. Insomnia : menurunnya kemampuan untuk
tidur.
4. Hipersomnia : tidur yang berlebihan.
5. Bulimia : perasaan lapar yang tidak
habis-habisnya dan makan yang
berlebih.
III. Perilaku motorik : aspek jiwa yang
termasuk impuls, motivasi, harapan, dorongan, instink dan idaman, seperti yang
diekspresikan oleh prilaku.
1. Ekoprasia : peniruan gerakan yang patologis
seseorang pada orang lain.
2. Katatonia : terlihat pada skizofrenia
katatonik dan beberapa kasus
penyakit pada otak.
3. Negativisme : tahanan tanpa motifasi
terhadap semua usaha untuk
menggerakkan terhadap semua instruksi.
4. Katapleksi : hilangnya tonus otot dan
kelemahan sementara yang
dicetuskan oleh berbagai keadaan emosional.
5. Mutisme : tidak bersuara tanpa kelainan
struktural.
6. Tik : pergerakan motorik yang spasmodik dan
tidak disadari.
7. Hiperaktivitas : kegelisahan, agresif,
aktivitas destruktiv, seringkali disertai
dengan patologik otak dasar.
8. Ataksia : kegagalan koordinasi otot.
9. Tremor : gangguan pergerakan ritmik,
berkurang saat istirahat dan
tidur, dan meningkat pada waktu marah dan
ketegangan.
10. Konvulsi : kontraksi ototatau spasme yang
involunter.
11. Kejang klonik : kejang dimana otot secara
bergantian kontaksi dan relaksasi.
12. Kejang tonik : kejang dimana terjadi
kontraksi otot yang terus menerus.
13. Distonia : Perlambatan kontraksi terus
menerus dari tubuh.
IV. Berpikir
Berpikir adalah aliran gagasan, simbol, dan
asosiasi yang di arahkan oleh tujuan dimulai oleh suatu masalah dan mengarah
pada kesimpulan yang berorientasi kenyataan.
A. Gangguan umum dalam bentuk atau proses
berpikir
1. Gangguan mental : sindrom prilaku yang
bermakna secara klinis, disertai
dengan penderitaan atau ketidakmampuan.
2. Psikosis : ketidakmampuan untuk membedakan
kenyataan dari
fantasi.
3. Berpikir autistik : preokupasi dengan dunia
dalam dan pribadi.
B. Gangguan spesifik pada bentuk pikir
1. Sirkumstansialitas : berbicara yang tidak
langsung dan lambat dalam
mencapai tujuan tetapi akhirnya dari titik
awal mencapai
tujuan yang diharapkan.
2. Tangensialitas : ketidakmampuan untuk
mempunyai asosiasi pikiran
yang diarahkan oleh tujuan.
3. Inkoherensi : pikiran yang biasanya tidak
dapat dimengerti.
4. Ekolalia : pengulangan kata-kata atau
frase-frase seseorang oleh seseorang lain secara psikopatologis.
5. Asosiasi longgar : penyimpangan yang
mendadak dalam urutan pikiran
tanpa penghambatan.
6. Flight of ideas : verbalisasi atau
permainan kata-kata yang cepat dan
terus menerus yang menghasilkan pergeseran
terus
menerus dari satu ide ke ide lain.
7. Blocking : terputusnya aliran berpikir
secara tiba-tiba sebelum
pikiran atau gagasan diselesaikan.
C. Gangguan spesifik pada isi pikir
1. Waham : keyakinan palsu, didasarkan pada
kesimpulan yang salah
tentang kenyataan eksternal, tidak sejalan
dengan
inteligensia pada pasien dan latar belakang
kultural, yang
tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan.
2. Waham bizar : keyakinan palsu yang aneh,
mustahil, dan samasekali tidak
masuk akal.
3. Waham nihilistik : perasaan palsu bahwa
diringa, orang lain, dan dunia adalah
tidak ada atau berakhir.
4. Waham kebesaran: gambaran kepentingan,
kekuatan atau identitas seorang
yang berlebihan.
5. Sisi pikir : waham bahwa pikiran pasien
dihilangkan dari ingatannya
oleh orang lain atau tenaga lian.
6. Siar pikir : waham bahwa pikiran pasien
dapat didengar oleh orang
lain seperti pikeran mereka sedang disiarkan
ke udara.
7. Obsesi : ketakutan yang patologis dari
suatu pikiran atau perasaan
yang tidak dapat di tentang yang tidak dapat
di hilangkan
dari kesadaran oleh usaha logika, yang
disertai dengan
kecemasan.
8. Kompulsi : kebutuhan yang patologis untuk
melakukan suatu impuls
yang jika ditahan, menyebabkan kecemasan,
perilaku
berulang sebagai respon suatu obsesi atau
dilakukan
menurut aturan tertentu, tanpa akhir yang
sebenarnya dalam
diri selain dari pada untuk mencegah sesuatu
dari terjadi di
masa depan.
9. Fobia : rasa takut patologis yang resisten,
irasional, berlebihan dan
selalu terjadi terhadap suatu jenis stimulasi
atau situasi
tertentu, menyebabkan keinginan yang memaksa
untuk
menghindaristimulus yang ditakuti.
10. Fobia sederhana : rasa takut dengan obyek
yang jelas.
11. Fobia sosial : rasa takut akan keramain
masyarakat.
12. Agorafobia : rasa takut terhadap tempat
yang terbuka.
13. Akrofobia : rasa takut terhadap tempat
yang tinggi.
14. Algofobia : rasa takut terhadap rasa
nyeri.
15. Ailurofobia : rasa takut terhadap kucing.
16. Panfobia : rasa takut terhadap segala
sesuatu.
17. Klaustrofobia : rasa takut terhadap tempat
yang tertutup.
18. Zoofobia : rasa takut terhadap binatang.
V. Bicara
Bicara adalah gagasan, pikiran, perasaan yang
di ekspresikan melalui bahasa, komunikasi melalui penggunaan kata-kata dan
bahasa.
Gangguan bicara
1. Logorrhea : bicara yang banyak sekali,
bertalian dan logis.
2. Disprosodi : hilangnya irama bicara yang
normal.
3. Gagap : pengulangan atau perpanjangan suara
atau suku kata yang
menyebabkan gangguan kefasihan bicara yang
jelas.
4. Kekacauan : bicara yang aneh dan distrimik,
yang mengandung semburan yang cepat dan menyentak.
VI. Presepsi
Presepsi adalah proses stimulasi fisik nenjadi
informasi psikologis.
A. Gangguan presepsi
1. Halusinasi : presepsi sensori yang palsu
tidak disertai dengan stimuli
eksternal yang nyata, mungkin tredapat atau
tidak
terdapat interpretasi waham tentang pengalaman
halusinasi.
2. Halusinasi auditoris : presepsi bunyi yang
palsu.
3. Halusinasi visual : presepsi palsu tentang
penglihatan yang berupa citra
yang berbentuk dan citra yang tidak berbentuk.
4. Ilusi : mispresepsi terhadap stimuli
eksternal yang nyata.
B. Gangguan yang berhubungan dengan gangguan
kognitif
1. Agnosia : ketidakmampuan untuk mengenali
dan
menginterpretasikan kepentingan kesan
sensoris.
2. Anosognosia : ketidakmampuan untuk
mengenali suatu defek neurologi yang terjadi pada dirinya.
3. Agnosia visual : ketidakmampuan untuk
mengenali benda atau orang.
4. Somatopagnosia : ketidak mampuan untuk
mengenali suatu bagian tubuh
sebagai milik tubuhnya sendiri.
5. Aura : sensasi perasaan akan adanya bahaya
seperti rasa penuh
pada lambung, wajah memerah, dan perubahan
respirasi,
perubahan kognisi dan keadaan mood biasanya
terjadi
sebelum serangan.
C. Gangguan yang berhubungan dengan fenomen
koversi dan disosiatif : somatisasi material direpresi atau perkembangan gejala
dan distorsi fisik yang melibatkan otot volunter dan tidak disebabkan oleh
suatu gangguan fisik.
1. Kepribadian ganda : satu orang yang tampak
pada waktu yang berbeda
menjadi dua atau lebih kepribadian dan
karakter yang
sama sekali berbeda.
2. Dissosiasi : mekanisme pertahanan yang
tidak disadari meliputi
pemisahan dari kelompok proses mental atau
proses
prilaku dari sisa aktivitas psikis seseorang.
VII. Daya ingat : fungsi dimana informasi di
simpan di otak dan selanjutnya di ingat kembali ke kesadaran.
A. Gangguan daya ingat
1. Amnesia : ketidakmampuan sebagian atau
keseluruhan untuk mengingat pengalaman masa lalu
2. Paramnesia : pemalsuan ingatan oleh
distorsi pengingatan.
3. Hipermnesia : peningkatan derajat
penyimpangan dan pengingatan.
4. Represi : suatu mekanisme pertahanan yang
di tandai oleh
pelupaan secara tidak disadari terhadap
gagasan yang tidak diterima.
5. Letologika : ketidakmampuan sementara untuk
mengingat suatu nama atau kata benda yang tepat.
6. Blackout : amnesia yang di alami oleh alkoholik
berkaitan dengan
perilaku selama minum.
B. Tingkat daya ingat
1. Segera (immediate) : reproduksi atau
pengingatan hal-hal yang
dirasakan dalam beberapa detik sampai menit.
2. Baru saja (recent) : peringatan peristiwa
yang telah lewat beberapa
hari.
3. Agak lama (recent past) : pengingatan
peristiwa yang telah lewat selama beberapa bulan.
4. Jauh (remote) : pengingatan peristiwa yang
telah lama terjadi.
VIII. Inteligensia
Intelegensia adalah kemampuan untuk mengerti,
mengingat, menggerakan dan menyatukansecara konstruktif pelajaran sebelumnya
dalam menghadapi situasi yang baru.
A. Retardasi mental : kurangnya inteligensia
sampai derajat dimana terdapatgangguan pada kinerja sosial dan kejuruan :
ringan (IQ 50 atau 55 – 70), sedang (IQ 35 atau 40 –50 atau 55), berat (IQ 20
atau 25 – 35 atau 40), sangat berat (IQ dibawah 20 atau 25).
B. Demensia : pemburukan fungsi intelektual
organik dan global tanpa pengaburan kesadaran.
C. Pseudodemensia : gambaran klinis yang
menyerupai demensia yang tidak disebabkan oleh suatu kondisi organik.
IX. Insight
Insight adalah kemampuan pasien untuk mengerti
penyebab sebenarnya dan arti dari suatu situasi.
A. Tilikan intelektual : mengerti kenyataan
obyektif tentang suatu keadaan tanpa kemampuan untuk menerapkan pengetahuan
dalam cara yang berguna untuk mengatasi situasi.
B. Tilikan sesungguhnya : mengerti kenyataan
obyektif tentang suatu situasi, disertai dengan daya pendorong,motivasi dan
emosional untuk mengatasi situasi.
C. Tilikan yang terganggu : menghilangnya
kemampuan untuk mengerti kenyataan obyektif dari suatu situasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan dan Sadock, Sinopsis Psikiatri,
Edisi 7, Jilid 1 dan 2, Bina Rupa Aksara, Jakarta, 1997
2. Maramis, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa,
Airlangga University Press, Surabaya,
Dirangkum oleh : ajruniwulandestie@yahoo.com 05-09-2011 10:40 AM - ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FISIP UNPAD
trimakasih, membantu banget!...
BalasHapusTerimakasih...
BalasHapus