Rabu, 14 Maret 2012

TESOS - Teori Sosial Karl Marx


Penting bagi kita untuk peka terhadap pengruh pentingnya kedudukan dalam hirarki ekonomi terhadap nilai-nilai serta tanggung jawab ideologi kita, pola-pola budaya dan hubungan-hubungan sosial dan kesejahteraan materil serta gaya hidup kita. Melihat pentingnya kondisi materiil itu, terhadapnya individu harus menyesuaikan diri atas dasar kedudukan ekonomi, merupakan satu dasar utama teori Marx. Kehidupan individu dan masyarakat kita didasarkan pada asas ekonomi. Ini berarti bahwa institusi-institusi politik, pendidikan, agama, ilmu pengetahuan, seni, keluarga, dan sebagainya bergantung pada tersedianya sumber-sumber ekonomi untuk kelangsungan hidup. Juga berarti bahwa institusi ini tidak dapat berkembang dalam cara-cara yang bertentangan dengan tuntutan-tuntutan sistem ekonomi. Dasar ekonomi ini dilihat Marx sebagai "infrastruktur" diatas mana "superstruktur" sosial dan budaya yang lainnya dibangun dan harus menyesuaikan diri dengannya.
Kegiatan masyarakat dalam sektor nonekonomi tidak selalu diarahkan kepada tuntutan asas ekonomi, tapi dalam analisa terakhir kegiatan dalam pelbagai institusi nonekonomi harus bergerak dalam batas yang ditentukan oleh tuntutan ekonomi; dan dinamika-dinamika sosial yang khusus dalam institusi lainnya dalam jangka panjang bukan tidak dapat sesuai dengan dinamika ekonomi. Individu dan keluarga mengetahui pentingnya faktor-faktor ekononomi dalam usahanya untuk "hidup sesuai dengan pendapatannya". Seperti yang ditekankan Marx, tuntutan untuk mencari nafkah supaya bisa tetap hidup dapat memakan waktu dan energi sedemikian besarnya sehingga hampir tidak mungkin untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan lainnya.
Pusat perhatian Marx adalah pada tingkat struktur sosial dan bukan pada tingkat kenyataan sosial budaya. Marx memusatkan perhatiannya pada cara orang menyesuaikan dirinya dengan lingkungan fisiknya. Dia juga melihat hubungan-hubungan sosial yang muncul dari penyesuaian ini dan melihat hubungan-hubungan sosial yang muncul dari penyesuaian ini dan tunduknya aspek-aspek kenyataan sosial dan budaya pada asas ekonomi ini. Pada kenyataannya, ide-ide bersifat "epifenomenal", artinya ide-ide itu merupakan cerminan dari kondisi kehidupan materil dan struktur ekonomi dimana orang menyesuaikan dirinya dengan kondisi itu. Bagi Marx, kunci untuk memahami kenyataan sosial tidak ditemukan dalam ide abstrak, tapi dalam pabrik-pabrik / dalam tambang batu bara, dimana para pekerja  menjalankan tugas di luar batas kemanusiaan dan berbahaya. Peristia demikian merupakan kenyataan sosial bukan impian naïf dan idealistic yang dibuat oleh Ilmu Pengetahuan, teknologi, dan pertumbuhan industry untuk meningkatkan kerja sama dan peningkatan kesejahteraan dalam bidang materil semua orang.
Marx mempunyai pandangan mengenai masyarakat utopis di masa depan, tapi yang hanya dapat muncul melalui perjuangan revolusioner.

I.            RIWAYAT HIDUP MARX

Marx lahir di Trier, Jerman, di daerah Rhine pada tahun 1818. Ayahnya Heinrich dan ibunya Henrietta berasal dari keluarga rabbi Yahudi. Kemudian dalam kehidupan Marx menekankan pandangan bahwa kepercayaan-kepercayaan agama tidak memberikan pengaruh paling penting terhadap perilaku, sebaliknya justru mencerminkan faktor-faktor sosial ekonomi yang mendasar. Dari ayahnya dan dari keluarga Ludwig von Westphalen, Marx memperoleh pengetahuan pemikiran Pencerahan Abad 18.
          Pada usia 18 tahun, sesudah mempelajari Hukum selama 1 tahun di Universitas Bonn, Marx pindah ke Universitas Berlin. Disana, sebagai akibat dari hubungannya dengan kelompok Hegelian muda, beberapa unsur dasar mulai dibentuk. Penganut Hegelian muda mempunyai pendirian kritis dan tidak menghargai ide-ide Hegel serta para pengikutnya, khususnya yang berhubungan dengan pandangan mereka mengenai masa lampau yang bertentangan dengan masa depan serta nada konservatifnya yang semakin bertambah.
          Hegel mengemukakan filsafat idealistisnya berupa model analisa dialektik. Pengertian dasarnya dalam analisa dialektik berintikan pandangan mengenai pertentangan antara tesis dan antithesis serta titik temu keduanya yang akhirnya akan membentuk suatu sintesa baru; kemudian ini menjadi tesis baru dan dalam pertentangan dengan tesis baru itu muncul suatu antithesis baru dan akhirnya kedua tesis yang saling bertentangan ini tergabung dalam satu sintesa baru yang lebih tinggi tingkatannya.
          Perkembangan sejarah menurut model abstrak Hegel meliputi penolakan atas ide-ide yang ada dan penggantinya dengan ide-ide baru yang bertentangan. Melalui proses inilah roh akal-budi (spirit of reason) nampak dalam tahap sejarah. Pandangan Hegel ini bersifat idealistic, artinya dia percaya bahwa kekuatan yang mendorong perubahan sejarah adalah munculnya ide-ide dengan mana roh akal budi menjadi lebih lengkap manifestasinya. Konservatisme semakin bertambah membuat pengikut Hegelian muda mengancam dan menolak ajaran-ajaran dari gurunya. Jadi, reaksi Marx terhadap Hegel dipengaruhi oleh pengetahuannya mengenai ide-ide pengikut Hegelian muda yang kritis. Dalam mengembangkan posisi teoritis dan filosofinya sendiri, Marx tetap mempergunakan bentuk analisa dialektik tetapi dia menolak idealism filosofis dan menggantikannya dengan pendekatan materialistik.
          Sesudah menyelesaikan disertajsi doktornya di Universitas Berlin, Marx berniat memasuki karir akademis. Namun sponsornya, Bruno Bauer, dipecat karena pandangan yang antiagama, membiarkan Marx tanpa dukungan. Akhirnya Marx menerima tawaran untuk menulis dalam surat kabar Rheinishe Zeitung. Pendirian radikal-liberal surat kabar itu mencerminkan oposisi borjuis terhadap sisa sistem aristokratis-feodal kuno. Marx menjadi pemimpin redaksi. Lalu, tidak lama bekerja disana surat kabar itu segera ditekan dan setelah pernikahannya dengan Jenny von Westphalen, mereka pindah ke Paris.
          Selama tinggal di Paris (1843-1845), Marx terlibat dalam kegiatan radikal. Paris pada masa itu merupakan suatu pusat liberalism dan radikalisme sosial dan intelektual yang penting di Eropa, dan Marx berkenalan dengan pemikir-pemikir penting dalam pemikiran sosialis Prancis termasuk St. Simon, Proudhon, dan Blanqui. Tanggapan Marx terhadap ide-ide ini dipengaruhi oleh keyakinan yang sudah dia kembangkan dalam hubungannya dengan kaum Hegelian muda. Disini ia juga mengenal tulisan ahli ekonomi politik Inggris seperti Adam Smith dan David Richardo. Marx mengambil isu individualism pendekatan ini dengan mengatakan bahwa dengan individualisme itu hakikat sosial akan dikesampingkan. Yang lebih penting, Marx melihat meluasnya mentalitas dunia pasar yang bersifat impersonal itu ke hubungan-hubungan sosial dan struktur sosial sebagai satu sumber alienasi yang paling mendalam. Disini ia juga bertemu dengan Friedrich Engels yang dekat sampai Marx meninggal. Engels terkesan akan keberhasilan Marx dalam analisa ekonominya, hal ini ditambah lagi dengan bacaan Marx sendiri mengenai tulisan ahli ekonomi politik Inggris, mendorong dia ke usaha mengintegrasikan analisa ekonomi dan filsafat. Usaha ini tercermin dalam tulisan Marx yang berjudul Economic and Philosophical Manuscripts.
          Di Paris, Marx dan Engels memulai karya mengenai suatu interpretasi komprehensif tentang perubahan dan perkembangan sejarah. Karya ini akhirnya diterbitkan dengan judul The German Ideology; kemudian Engels menggambarkannya sebagai titik tolak untuk prinsip-prinsip materialism historis.
          Marx diusir dari Paris pada tahun 1845 oleh pemerintah karena tekanan dari pemerintah Prusia yang pernah terganggu oleh tulisan-tulisan Marx yang berbau sosialis. Dari Paris Marx menuju Brussel. Disana ia bertemu kenalan baru yang sudah terlibat dalam League of the Just yang merupakan organisasi revolusioner yang telah dibubarkan. Tahun 1846, Marx dan Engels bertolak menuju Inggris. Disana mereka membentuk panitia urusan surat menyurat supaya dapat mempertahankan kontak dengan kaum sosialis Prancis, Jerman, dan Inggris. Mereka diundang mengikuti Communist League yang hasilnya berupa Manifesto Komunis yang diterbitkan tahun 1847.
          Tahun 1848, Marx diundang ke Paris. Inilah masa pergolakan karena gerakan revolusioner dengan cepat mendapat sambutan di seluruh Eropa. Lalu Marx kembali ke Jerman untuk menerbitkan Neue Rheinische Zeitung dan dengan cara ini mempengaruhi arah revolusi itu. Tapi surat kabar ini tidak lagi terbit di tahun 1849 dan Marx diusir dari Jerman. Akhirnya ia pergi ke London setelah tidak diijinkan tinggal di Paris. Keadaan ekonomi Marx sangat memprihatinkan. Dia terus menulis; yang paling terkenal adalah The Class Struggles in France dan The Eighteenth Brumaire of Louis Bonaparte. Marx dapat menghasilkan sedikit uang dengan membuat artikel mengenai peristiwa di Eropa yang dimuat dalam New York Daily Tribune. Pada pertengahan tahun 1850-an Marx menerima warisan kecil dari keluarga istrinya.
          Karya yang paling penting dihasilkan Marx di London adalah Das Kapital sebagai karya besarnya (magnum opus). Dalam karyanya ini dia mengembangkan dan mensistematisasi sebagian besar ide-ide yang sudah diuraikan sebelumnya dalam bukunya Economic and Philosophical Manuscripts, The German ideologi serta lainnya. Secara keseluruhan, pusat perhatian Das Kapital adalah kontradiksi internal dalam sistem kapitalis. Ditulis beberapa tahun sesudah revolusi tahun 1848, Das Kapital adalah usaha Marx untuk memberikan suatu analisa sejarah yang obyektif dan jangka panjang mengenai kekuatan-kekuatan dialektis dalam kapitalisme yang menjammin kehancuran terakhir. Yang lebih penting bahwa karyanya ini dimaksudkan sebagai kritik terhadap teori-teori ortodoks mengenai ekonomi politik, seperti teori Smith dan Ricardo dengan asumsi individualistiknya, implikasi-implikasi politik laissez-faire-nya serta optimismenya yang bersifat naïf mengenai konsekuensi jangka panjang yang menguntungkan dalam suatu pasar bebas yakni ekonomi kapitalis.
          Marx juga menerbitkan beberapa karya persiapan diantaranya : Outline of Critique of Political Economy (1857), A Contribution to the Critique of Political Economy (1859), dan Introduction (1859). Marx meneruskan studinya dengan menggunakan sumber-sumber yang terdapat pada British Museum untuk mengadakan penelitian yang perlu untuk karyanya dan sedikit menjauhkan diri dari kegiatan politik praktis dalam gerakan sosialis. Tapi pada tahun 1863 Marx siap mengakhiri sikap tidak terlibatnya dalam kegiatan politik. Fokus tujuan Marx selama tahun ini adalah untuk meningkatkan pemahaman mengenai kekurangan dan keruntuhan sistem kapitalis yang tidak dapat dihindarkan lagi sehingga mereka mau mengerti dinamika yang penting dalam tahap sejarah ini. Publikasi Das Kapital jilid pertama tahun 1867 memperkuat pengaruh dan dominasi intelektual Marx. Buku itu dikenal sebagai suatu analisa teoritis dan historis. Das Kapital dan The Communist Manifesto sangat terkenal khususnya di Amerika sampai setelah Perang Dunia ke-2.
          Karir Marx tidak dapat dipisahkan dari perkembangan gerakan sosialis di pertengahan abad 19. Marx merupakan seorang katalisator untuk tiga orientasi intelektual yang berbeda. Sumbangan teoritisnya banyak diambil dari (1) metode dialektik Hegel dan historisme Jerman (2) teori ekonomi politik Inggris (3) pemikiran sosialis prancis.

II.          MATERIALISME HISTORIS MARX

Materialisme historis sangat berguna untuk memberinya nama pada asumsi-
asumsi dasar mengenai teorinya. Dari The Communist Manifesto dan Das Kapital, sudah diasumsikan bahwa tekanan utama Marx adalah pada kebutuhan materiil dan perjuangan kelas sebagai akibat dari usaha-usaha memenuhi kebutuhhan. Perhatiannya dipusatkan pada usaha Marx untuk meningkatkan suatu revolusi sosialis. Asumsi tradisional ini agak menyimpang. Marx sangat menekankan pentingnya kondisi materil yang bertentangan dengan idealism Hegel tapi tidak menyangkal kenyataan subyektif atau peranan penting yang mungkin ikut menentukan dalam perubahan sosial.
          Menurut Marx, suatu pemahaman ilmiah yang dapat diterima tentang gejala sosial menuntut si ilmuwan untuk mengambil sikap yang benar. Artinya mereka memiliki suatu kesadaran subyektif tentang dirinya sendiri dan situasi materilnya.
1.   Kelemahan-Kelemahan Filsafat Abstrak Tradisional
Tekanan Materialisme Marx harus dimengerti sebagai reaksi terhadap interpretasi idealistic Hegel mengenai sejarah. Marx menolak filsafat sejarah Hegel ini karena menghubungkannya dengan evolusi ide sebagai suatu peranan utama yang berdiri sendiri. Teori idealistic seperti teori Hegel mengabaikan kenyataan yang jelas bahwa ide-ide tidak terlepas dari orang yang benar-benar hidup dalam lingkungan material dan sosial.
Saling ketergantungan timbal balik antara pengalaman praktis dalam dunia materil dan dunia kesadaran dan ide-ide diperhatikan Marx dalam pandangannya mengenai Praxis. Praxis Marx menunjuk pada kegiatan manusia yang dilaksanakan dalam konteks kondisi materil dan sosial yang ada. Praxis bertentangan dengan spekulasi intelektual murni dan mencakupi suatu kesediaan untuk menguji ideology-ideologi yang dominan serta kondisi sosial. Namun kritisme adalah langkah utama yang mempunyai tujuan akhir untuk menerobos pengaruh filsafat yang bersifat membingungkan. Konsep materialis Marx yang diterapkan pada perubahan sejarah dijelaskan dalam The German ideologi yang disusun bersama Engels. Kondisi kehidupan materil bergantung pada sumber alam yang ada dan kegiatan manusia yang produktif.
2.   Penjelasan Materialistis tentang Perubahan Sejarah
Penekanan materialistis ini berpusat pada perubahan-perubahan cara atau teknik produksi materil sebagai sumber utama perubahan sosial dan budaya yang mencakup perkembangan teknologi baru, penemuan sumber-sumber baru, atau perkembangan baru. Karena cara produksi dan kondisi-kondisi materil yang diakibatkannya berubah, maka kontradiksi-kontradiksi muncul antara cara-cara produksi dan hubungan-hubungan produksi.
Dalam The German Ideology, Marx dan Engels menelusuri perubahan utama kondisi materil dan cara produksi di satu pihak dan hubungan sosial serta norma pemilikan di pihak lain. Akhirnya, tahap feudal memberikan jalan bagi cara produksi borjuis dan hubungan-hubungan sosial yang menyertainya. Maksud dari The German ideologi adalah untuk menunjukkan bahwa manusia menciptakan sejarahnya selama mereka berjuang menghadapi lingkungan materilnya dan terlibat dalam hubungan sosial yang terbatas dalam proses ini. Visi Marx mengenai masyarakat komunis masa depan sangatlah idealistis dan kelihatannya mengusulkan suatu akhir kontradiksi internal dan konflik-konflik kelas yang sudah menjadi rangsangan utama perubahan sosial di masa lampau.





III.        INFRASTRUKTUR EKONOMI DAN SUPERSTRUKTUR SOSIO BUDAYA

Tekanan yang terus menerus dikemukakan dalam semua tulisan Marx adalah bahwa
struktur ekonomi masyarakat merupakan dasar yang sebenarnya. Seperti ditegaskan Marx dengan jelas dalam The Communist Manifesto bahwa ”Pemerintah negara modern benar-benar merupakan suatu komite yang mengurus kepentingan bersama kaum borjuis seluruhnya". Kalau Marx berulang-ulang menekankan ketergantungan politik pada struktur ekonomi ini, tipe analisa yang sama juga akan berlaku untuk pendidikan, agama, keluarga, dan semua institusi sosial lainnya.
1.   Akibat-akibat "Kesadaran Palsu" dalam Mendukung Struktur Ekonomi
Alasan mengapa sulit melihat hubungan yang erat antara kondisi materil, ekonomi dan ideologi budaya adalah bahwa ideologi budaya memberikan ilusi untuk mengimbangi ketimpangan dan kekurangan dalam kondisi hidup materil. Ketika mereka merasa adanya ketidakpuasan hasilnya adalah kesadaran palsu (false consciousness). Umumnya dukungan agama terhadap pelbagai norma yang mendasari keteraturan sosial membenarkan status-quo dan mendorong individu untuk bertindak sesuai dengan tuntutan untuk mempertahankan keteraturan sosial yang ada. Tipe analisa yang sama juga digunakan dalam kritik Marx terhadap ideologi-ideologi politik dan struktur Negara. Dalam The German Ideology, Marx melihat  Negara sebagai suatu kompensasi terhadap ketegangan yang muncul dari pembagian kerja.
2.   Perubahan dalam Struktur Sosial-Ekonomi dan dalam Pandangan Hidup
Yang berubah adalah perkembangan struktur sosial dalam menanggapi kondisi-kondisi materil dan memunculkan ide-ide baru. Perkembangan ide revolusioner tergantung pada pembentukan kekuatan materil yang baru yang melahirkan perubahan dalam hubungan sosial. Namun, pandangan hidup intelektual yang mendukung tipe struktur sosial ini dengan dominasi aristokratis tidak sejalan dengan kepentingan ekonomi kelas borjuis yang sedang muncul. Dalam kenyataannya, Marx mengemukakan tuntutan terhadap “kebebasan, persamaan, dan persaudaraan”. Marx berargumen bahwa sistem pasar ekonomi kapitalis yang impersonal merupakan kekhasan suatu tahap sejarah tertentu.


IV.         KEGIATAN DAN ALIENSI

Inti seluruh teori Marx adalah proposisi bahwa kelangsungan hidup manusia serta
pemenuhan kebutuhannya bergantung pada kegiatan produktif dimana secara efektif orang terlibat dalam mengubah lingkungan alamnya. Namun kegiatan tersebut mempunyai akibat yang paradox dan ironis karena begitu individu mencurahkan tenaga kreatifnya maka produk dari kegiatan ini memiliki sifat sebagai benda objektif. Produk yang diciptakan itu sebenarnya mewujudkan sebagian dari “hakikat manusia”. Institusi sosial, merupakan produk kegiatan manusia yang kreatif meskipun institusi ini sering nampak dalam kesadaran individu sebagai kekuatan obyektif dan asing yang harus dipatuhi.
1.   Pengaruh Feuerbach
Teori Marx mengenai alienasi dan pengasingan diri sangat dipengaruhi oleh Ludwig Feeuerbach terhadap filsafat Hegel. Feuerbach lebih konsisten daripada Marx dalam mempertahankan bahwa dunia kesadaran manusia serta ide semata-mata suatu cerminan kekuatan materil. Feuerbach sudah mengembangkan perspektifnya dalam bukunya Essence of Christianity. Singkatnya ia berargumentasi bahwa agama merupakan suatu proyeksi manusia dari sifat dasarnya. Menurut Feuerbachn filsafat Hegel tidak lain daripada suatu bentuk abstrak dan filosofis dari pemikiran teologis. Disisi lain, Marx mengkritik Feuerbach, khususnya dia menyerang penekanan materialisti Feuerbach yang berat sebelah. Marx sendiri menekankan pentingnya pemahaman terhadap konteks sosial dan sejarah yang khas, dimana bentuk kesadaran dan ilusi agama/ideologi muncul.
Marx menekankan hubungan dialektik antara seseorang sebagai obyek dan seorang sebagai subyek yang aktif. Kritik Marx yang tepat dan meyakinkan terhadap Feuerbach terdapat dalam tulisan Theses of Feuerbach “Para ahli filsafat hanya menginterpretasi dunia dalam pelbagai cara; masalahnya bagaimana mengubahnya”. Komitmen Marx untuk mengubah dunia melalui kegiatan praksis didasarkan pada kepercayaan idealistisnya bahwa alienasi akhirnya dapat diatasi. Marx setuju dengan Feuerbach bahwa bentuk alienasi yang paling mendalam yang dinyatakan dalam ideologi agama dan filsafat.



2.   Alienasi Kaum Buruh dalam Masyarakat Kapitalis
Economic and Philosophical Manuscripts (1844) merupakan satu kritik
terhadap teori-teori ekonomi politik yang sudah mapan di Inggris dari Smith, Richardo. Dengan latar belakang filsafat dialektik Hegel, Marx menarik kesimpulan dari studinya mengenai sistem kapitalis laissez-faire, yang jauh lebih simpatik daripada kesimpulan pemikir Inggris itu. Hasilnya adalah alienasi manusia dari sesamanya dan dari kodrat sosialnya sendiri, Marx menekankan masalah ini dalam tulisannya yang terkenal Communist Manifesto. Alienasi juga merupakan akibat dari hilangnya kontrol individu atas kegiatan kreatifnya sendiri dan produksi yang dihasilkannya.
          Marx menunjukkan bahwa penerapan wajar hukum penawaran dan permintaan dalam ekonomi yang bersifat impersonal itu mengurangii upah kerja sampai ke tingkat di mana para pekerja hanya dapat sekedar mempertahankan hidup dengan bekerja dalam jumlah jam sebanyak mungkin. Karena penawaran dari tenaga kerja manusia melebihi permintaan kapitalis untuk jasa mereka, maka hukum permintaan dan penawaran dalam ekonomi menjamin bahwa upah buruh sangat ekonomis, terlepas dari pengaruh ikatan sosial nonekonomi yang bersifat manusiawi dan lunak.
3.   Alienasi Politik
Dalam On The Jewish Question, dan dalam kritiknya terhadap Hegel mengenai Negara, Marx menganalisa perbedaan antara Negara dan masyarakat sipil yang berkaitan dengan pembeda antara manusia sebagai individu dengan kebutuhan biologis dan kepentingan egoistisnya dan manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki suatu rumpun hidup yang sama. Analisa Marx tentang Negara berubah sedikit ketika dia mengembangkan gagasannya misalnya dalam The German Ideology atau dalam The Communist Manifesto.

V.           KELAS SOSIAL, KESADARAN KELAS, DAN PERUBAHAN SOSIAL

Salah satu kontradiksi yang paling mendalam dan luas yang melekat dalam setiap
masyarakat dimana ada pembagian kerja dan pemilihan pribadi adalah pertentangan antara kepentingan materil yang berbeda. Pembagian yang paling penting dalam masyarakat adalah pembagian antara kelas-kelas yang berbeda.
1.   Hubungan Ekonomi dan Struktur Kelas
Kemampuan manusia untuk memenuhi pelbagai kebutuhannya tergantung
pada terlibatnya mereka dalam hubungan sosial dengan orang lain untuk mengubah lingkungan materil melalui kegiatan produktifnya. Hubungan ini dipengaruhi oleh perbedaan alamiah manusia sesuai dengan kekuatan, ukuran, tenaga, kemampuan. Dorongan yang paling penting untuk perubahan adalah ekspansi alat produksi yang dihasilkan oleh perkembangan teknologi.
2.   Pembedaan  Kelas Primer dan Sekunder
Karena sistem kapitalis berkembang, Marx mengharapkan bahwa ketiga sistem kelas itu secara bertahap akan diganti oleh suatu sistem dua kelas. Hal ini ia kemukakan dalam The Communist Manifesto “Masyarakat sebagai satu keseluruhan menjadi semakin terbagi dalam dua kelompok besar yang saling bermusuhan dalam dua kelas yang saling berhadapan secara langsung: borjuis dan proletariat”.
Dalam The Communist Manifesto Marx menekankan bahwa “ahli fisika, pengacara, imam, pujangga, ilmuwan” sudah berbalik menjadi “buruh upahan yang dibayar” dari keelompok borjuis. Analisanya mengenai perjuangan kelas di Prancis menunjukkan tujuh kelas yang berbeda-beda: “borjuis pemodal, borjuis industri, borjuis pedagang, borjuis kecil, petani, kaum proletar, proletar yang tidak laku”.
3.   Kepentingan Kelas Obyektif dan Kesadaran Kelas Subyektif
Dalam The Communist Manifesto Marx mengemukakan bahwa organisasi kaum proletar menjadi satu kelas sedang terganggu oleh kompetisi mereka satu sama lain. Yang berhubungan dengan pembedaan antara dimensi kelas subyektif dan obyektif adalah pembedaan antara kepentingan kelas. Kesadaran kelas merupakan satu kesadaran subyektif akan kepentingan kelas obyektif yang mereka miliki bersama orang lain dalam posisi yang serupa dalam sistem produksi.
4.   Munculnya Kesadaran Kelas dan Perjuangan Kelas
Apa yang menyebabkan kesadaran kelas yang palsu digantikan oleh
kesadaran kelas yang benar? Jawaban Marx atas pertanyaan ini dipusatkan pada perkembangan dalam kelas  masyarakat kapitalis. Satu faktor penting adalah semakin terpusatnya kaum buruh proletar dalam daerah-daerah industri kota. Bila diartikan secara mutlak, berarti bahwa individu kelas itu merasa semakin sulit untuk hidup dalam pengertian fisik belaka. Bila diartikan secara relatif, berarti bahwa jurang antara pemilik alat produksi dan buruh terus melebar. Perbedaan yang penting adalah bahwa kelas borjuis mewakili kepentingannya yang khusus sedangkan kelas proletar dalam pandangan utopis Marx bertujuan untuk mewakili umat manusia seluruhnya.
5.   Perjuangan Kelas dan Analisa Dialektik tentang Perubahan Sosial
Apa yang menentukan berhasil-tidaknya suatu kelas dalam mengubah
masyarakat sesuai dengan kepentingannya yang dinyatakan secara tegas? Jawaban Marx atas pertanyaan ini terletak pada perspektifnya mengenai perubahan sejarah secara menyeluruh. Perubahan dalam alat produksi mengakibatkan ketidakseimbangan antara kekuatan materil dan hubungan sosial dalam produksi. Dalam pandangan Marx, kontradiksi yang paling penting adalah antara kekuatan-kekuatan produksi materil dan hubungan-hubungan produksi dan antara kepentingan-kepentingan kelas yang berbeda. Manusialah yang menciptakan sejarahnya sendiri, meskipun kegiatan kreatifnya ditentukan dan terikat oleh lingkungan materil dan sosial yang ada.
Karir Marx sendiri secara pasti memperlihatkan keengganannya untuk percaya pada kekuaran dialektis impersonal dalam sejarah yang melahirkan jenis perubahan sosial yang dibayangkannya. Marx adalah seorang yang aktif, dan meskipun tulisan analistisnya mengemukakan proses-proses sejarah umumnya berkembang menurut dinamikanya sendiri secara impersonal, tulisan-tulisannya seperti The Communist Manifesto benar-benar merupakan satu ajakan untuk mengangkatsenjata. Munculnya krisis ekonomi dalam sistem kapitalis dipergunakan Marx untuk menjelaskan bahwa kontradiksi-kontradiksi internal dalam kapitalisme akan mencapai puncak gawatnya dan bahwa sudah tiba waktunya yang tepat bagi kaum proletar untuk melancarkan suatu revolusi yang berhasil.

VI.         KRITIK TERHADAP MASYARAKAT KAPITALIS

Meskipun pendekatan teoritis Marx keseluruhannya dapat diterapkan pada tahap
sejarah apapun, perhatian utamanya adalah pada tahap masyarakat kapitalis – perkembangannya sejak semula di akhir masa feodal, ketegangan-ketegangan dan konstradiksi internalnya dan akhirnya bubar dan berubah menjadi masyarakat komunis yang akan dating melalui kegiatan revolusioner kelas proletar. Maksud Marx yang dituangkan dalam Das Kapital adalah untuk mengungkapkan dinamika-dinamika yang mendasar dalam sistem kapitalis sebagai sistem yang bekerja secara actual, yang berlawanan dengan versi yang diberikan oleh para ahli ekonomi politik yang bersifat naïf.
          Marx menerima teori nilai tenaga kerja. Menurut teori ini, nilai pasar dari suatu komoditi ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang menghasilkan produksi itu. Nilai ini merupakan faktor utama dalam menentukan harga komoditi.
1.   Produksi Nilai “Surplus” dan Eksploitasi Tenaga Kerja
Dalam pandangannya yang idealistis mengenai sistem pasar, para ahli
ekonomi politik seperti Smith dan Richardo sudah mengemukakan bahwa transaksi ekonomi yang terjadi di pasar, menguntungkan semua pihak. Sistem pasar yang bersifat impersonal, di mana komoditi ditukar dengan uang, atau uang ditukar dengan komoditi. Perbedaan dalam pertukaran ini terletak dalam distingsi Marx antara lain “nilai pakai” (use value) dan “nilai tukar”. Secara bertahap cara produksi kapitalis menggantikan semua cara lainnya. Alasan utama bahwa kapitalis bergairah untuk menanamkan modalnya dalam mesin yang memperbesar kemampuan produksinya adalah keinginan untuk memperoleh keuntungan lebih daripada para saingannya.
2.   Ekspansi Kapitalis dan Krisis Ekonomi
Dalam perjuangan kompetitifnya untuk memperoleh keuntungan, kaum
kapitalis menggunakan mesin-mesin baru yang hemat buruh yang memperbesar kapasitas produksinya; hal ini merusakkan keseimbangan antara kapasitas produksi dan permintaan, dan hasilnya berupa satu spiral menurun, dengan permintaan pasar berkurang yang mengakibatkan berkurangnya keuntungan, berkurangnya investasi, berkurangnya kesempatan kerja, yang mengakibatkan berkurang terusnya permintaan di pasaran. Perusahaan-perusahaan kapitalis yang tidak berhasil itu akan dibeli oleh kapitalis yang lebih besar.
Akibatnya adalah kecenderungan untuk memusatkan dan menyatukan modal
di kalangan kapitalis yang makin lama makin sedikit. Marx tidak menyajikan suatu perencanaan yang terperinci mengenai masyarakat post-kapitalis itu, tetapi dia membayangkan suatu masyarakat di mana keuntungan dalam kapasitas produksi yang dihasilkan oleh kapitalisme akan dimiliki secara kolektif, daripada secara pribadi; hal itu akan membebaskan individu dari keharusan menggunakan semua waktunya untuk bekerja hanya untuk mempertahankan hidup, dan memungkinkan mereka untuk lebih mengembangkan kemampuan mereka sebagai manusia.
VII.       KRITIK TERHADAP MARX

Kritik Marx terhadap masyarakat kapitalis dan ramalannya mengenai perkembangan
masa depannya menjadi sasaran banyak kritik. Salah satu kritik yang tidak asing lagi adalah reaksi terhadap Marxisme sebagai suatu Ideologi politik, bukan sebagai suatu teori sosiologi atau teori ekonomi yang obyektif. Kecaman utama adalah bahwa Marx tidak cukup melihat ke depan akan besarnya kenaikan dalam kapasitas produksi yang terus dihasilkan oleeh perkembangan industri. Singkatnya, ramalan mengenai kondisi ekonomi kelas proletar yang semakin tertekan itu nampaknya tidak terjadi sekalipun menurut pandangannya tingkat penindasan itu harus dilihat secara relatif dan bukan secara mutlak.
Sebagai hasilnya, serikat-serikat kerja cenderung untuk kurang radikal daripada
yang dibayangkan Marx. Sebenarnya Marx menyinggung pertumbuhan kelas menengah yang berada di antara kapitalis dan buruh, tetapi dia tidak mengembangkan idenya ini secara sistematis. Tekanannya yang menyeluruh adalah pada kecenderungan untuk hubungan-hubungan kelas yang disederhanakannya dalam suatu sistem dua kelas begitu sistem kapitalis itu berkembang.
Secara lebih umum, kritik-kritik terhadap interpretasi Marxis mengenaai masyarakat
kapitalis mengemukakan bahwa Marx meremehkan fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri dari masyarakat kapitalis itu dalam menyelesaikan krisis, serta kemampuannya untuk bertumbuh dan berkembang seterusnya dalam jangka panjang. Dalam Outline of a Critique of Political Economy yang ditulis tahun 1859, nampaknya dia mengasumsikan bahwa sistem kapitalis itu akan bertahan untuk beberapa waktu. Dalam hubungan ini, Communist Manifesto Marx menuntut “Pajak pendapatan progresif atau pajak menurut besarnya pendapatan” yang antara lain merupakan sebagian dari program revolusionernya.