Kamis, 25 Oktober 2012

Inventarisasi Masalah Sosial di Indonesia

MASALAH SOSIAL


Menurut blumer (1971) dan Thompson (1988), masalah sosial adalah suatu kondisi yang dirumuskan atau dinyatakan oleh suatu entitas yang berpengaruh yang mengancam nilai-nilai suatu masyarakat sehingga berdampak kepada sebagian besar anggota masyarakat dan kondisi itu diharapkan dapat diatasi melalui kegiatan bersama.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya. (http://organisasi.org/definisi-pengertian-masalah-sosial-dan-jenis-macam-masalah-sosial-dalam-masyarakat)

Soerjono soekanto mengkategorikan masalah sosial menjadi 4 jenis faktor, yakni :
1. Faktor ekonomi           :  kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor budaya              : perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor biologis              : penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor psikologis          : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.

Oleh penulis akan dijelaskan sedikit tentang beberapa masalah sosial yang disebutkan diatas dan beberapa masalah sosial lainnya.

1.     Kemiskinan
Menurut wikipedia.com, kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.  Meski saat ini angka pertumbuhan ekonomi bangsa kita terus menunjukan grafik kenaikan namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat di sekitar kita yang hidupnya masih berada di bawah standar yang layak. Ini menjadi masalah sosial yang bisa kita temukan dengan mudah baik di daerah pedesaan maupun perkotaan.
Kemiskinan adalah suatu fenomena sosial yang tidak hanya dialami oleh negara- negara yang sedang berkembang tetapi juga terjadi di negara yang sudah mempunyai kemapanan di bidang ekonomi. Fenomena ini pada dasarnya telah menjadi perhatian, isu, dan gerakan global yang bersifat kemanusiaan.
Masalah kemiskinan sendiri memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk minimnya materi. Dari ukuran kehidupan modern pada masa kini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman modern. Masalah kemiskinan yang dihadapi di setiap negara akan selalu bersamaan dengan masalah laju pertumbuhan penduduk yang kemudian menghasilkan pengangguran, ketimpangan dalam distribusi pendapatan nasional maupun pembangunan, dan pendidikan yang menjadi modal utama untuk dapat bersaing di dunia kerja dewasa ini.
Di dalam suatu negara, pastilah terdapat tantangan besar di dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu tantangan tersebut adalah kemiskinan. Di indonesia sendiri, terdapat begitu banyak masyarakat yang terjerat dalam kemiskinan. Hal ini tentu saja tidak di inginkan oleh masyarakat indonesia. Semua akibat tentunya terdapat sebabnya. Seperti kemiskinan ini, tidak terjadi begitu saja. Namun, hal ini terjadi mungkin dikarenakan faktor-faktor dalam masyarakat itu sendiri.
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kemiskinan antara lain :
       (http://afika.blog.fisip.uns.ac.id/2010/12/19/kemiskinan-di-indonesia/)
A.       Tingkat pendidikan masyarakat yang rata-rata rendah.
B.      Cara berpikir yang masih tradisional dan konservatif.
C.       Apatis dan anti hal-hal baru.
D.      Mentalitas dan etos kerja yang kurang baik.
E.       Keadaan alam yang kurang mendukung.
F.        Keterisoliran secara geografis dari pusat.
G.       Tiadanya potensi atau produk andalan.
H.       Rendahnya kinerja dan budaya korup aparatur pemerintah daerah.

2.     Lapangan kerja

       Terjadinya kemiskinan yang sudah kita bahas sebelumnya, disebutkan bahwa salah satu penyebabnya karena tidak seimbangnya lapangan kerja dengan warga usia produktif. Ini merupakan masalah sosial yang umum terjadi di indonesia. Indonesia merupakan negara yang padat penduduk. Indonesia dipandang sebagai negara yang sopan “gemah ripah loh jinawi” peribahasa yang sudah sering kita dengar untuk menggambarkan negeri kita yang tercinta ini. Banyak kekayaan yang berada di indonesia yaitu adanya hutan tropis dan tanah yang subur membentang luas bahkan beberapa menyebutnya zamrud khatulistiwa. Hasil lautnya-pun kaya, bukan hanya itu, indonesia juga diwarnai dengan adat istiadat dan kebudayaan yang kaya. Ada ratusan ribu warisan peninggalan leluhur yang ditinggalkan untuk kita sayangnya negara ini belum mampu menjaga dan memanfaatkannya dengan baik.
Kekayaan indonesia sudah banyak terlihat di negara ini namun sayangnya indonesia ini belum merasakan kesejahteraan yang merata berarti indonesia ini belum menjadi negara yang sejahtera. Salah satu faktornya yaitu karena penduduk indonesia masih banyak yang menganggur, lapangan kerja dengan warga yang usianya sudah produktif untuk bekerja tidak seimbang. Bagaimana negara ini akan sejahtera jika masih banyak pengangguran? Persoalan ini pun merupakan penyebab masih banyaknya rakyat miskin di negara ini akibat masih banyaknya orang-orang yang belum mempunyai penghasilan.
Masalah sosial yang satu ini bisa mendorong timbulnya masalah lain yang tidak kalah seriusnya yaitu meningkatnya angka kriminalitas, kehidupan suatu keluarga yang tidak harmonis, rasa frustasi dan lain lain. Hal ini juga menjadi urusan yang butuh penanganan serius.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan antara lapangan kerja dengan warga usia produktif yaitu :
(masalahsosial-terjadipadarakyat.blogspot.com/2011/11/tidak-seimbang-antara-lapangan-kerja.html)
a.       Kepadatan penduduk
       Dengan semakin banyaknya penduduk di indonesia maka semakin banyak pula     Pengangguran yang bertambah.
b.      Lapangan kerja yang terbata
       Karena lapangan kerja yang tidak seimbang dengan banyaknya pengangguran
c.       Pendidikan yang rendah
    Ini merupakan akibat dari kemiskinan yang membuat anak-anak bangsa masih saja ada yang pendidikannya masih rendah. Sedangkan, yang banyak dibutuhkan adalah lulusan-lulusan tingkat tinggi seperti D3/S1 sangat jauh dengan lulusan yang hanya dapat lulus sampai SD
d.        Perusahaan yang menerapkan sistem pegawai kontrak (outsourcing)
    Adanya sistem kontrak pada perusahaan membuat pegawai yang telah habis kontrak kembali menganggur.
e.        Angkatan kerja yang tidak memenuhi persyaratan dunia kerja
       Persyaratan yang ditetapkan oleh dunia kerja tidak sesuai atau pekerja tersebut kurang kompeten.


3.     Kesenjangan sosial

       Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidakseimbangan sosial yang ada dalam masyarakat yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat mencolok. Kesenjangan sosial sering kali kita jumpai di lingkungan sekitar kita.Kesenjangan itu sendiri memiliki pengertian suatu keadaan dimana terlihat perbedaan yang sangat mencolok. Contohnya, kehidupan si miskin dan si kaya. Tentu saja kehidupan mereka sangat berbeda jauh. Masalah sosial ini juga bisa menimbulkan efek yang lain. Misalnya terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara orang yang mampu dan kelebihan harta serta orang yang hidupnya selalu dalam kondisi yang pas pasan saja. Hal ini bisa menimbulkan rasa kecemburuan yang tinggi sehingga menghilangkan rasa persaudaraan di masyarakat. Kemiskinan dan Lapangan pekerjaan juga merupakan faktor-faktor yang menyebabkan adanya kesenjangan sosial.

4.     Kemacetan lalu lintas

       Kemacetan lalu lintas adalah suatu kondisi tersendatnya arus perjalanan karena jumlah kendaraan yang melampaui kapasitas jalan. Masalah sosial yang satu ini lebih sering terjadi terutama di kota-kota besar. Padahal efek dari kemacetan ini juga bisa menimbulkan kerugian yang cukup besar. Misalnya karena harus antri di keramaian lalu lintas orang akan kehilangan waktu untuk bekerja atau kegiatan lain yang bersifat produktif.
       Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi atau mengurangi terjadinya kemacetan lalu lintas, diantaranya :
1.       Meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana di jalan. Contohnya seperti memperlebar jalan, merubah sirkulasi arus lalu lintas menjadi satu arah, mengembangkan Intelligent Transport System, mengurangi konflik di persimpangan, meningkatkan kapasitas persimpangan
2.       Untuk meningkatkan daya dukung jaringan jalan dengan adalah mengoptimalkan kepada angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan seperti angkutan umum, bus, busway, ataupun kereta api
3.       Pembatasan kendaraan pribadi. Hal ini sebenarnya hal yang sangat penting karena kemacetan terjadi karena kapasitas kendaraan pribadi sangat melampaui batas. Pemilik kendaraan pribadi harusnya menyadari hal tersebut. Lebih baik menggunakan kendaraan umum.

5.     Disiplin yang kurang

     Hal ini menjadi masalah sosial yang paling punya pengaruh terhadap kemajuan suatu wilayah atau negara. Namun untuk menangani masalah yang satu ini memang dibutuhkan kerja keras dan waktu yang cukup lama. Karena untuk menghilangkan problem yang kadangkala sudah menjadi budaya ini butuh pemahaman yang cukup dalam warga.

6.     Sampah

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung.
Kota Bandung sebagai kota wisata juga merupakan salah satu penghasil sampah dalam jumlah yang cukup besar. Tapi hal ini juga menjadi bumerang karena ternyata jumlah yang cukup besar tersebut disebabkan oleh wisatawan-wisatawan yang berkunjung ke kota Bandung.
Di indonesia semakin banyak sampah yang tertimbun makin banyak pula yang buang sampah. Sementara hanya sedikit orang yang peduli terhadap masalah sampah ini.
Bagi sebagian besar orang, sampah adalah masalah yang tidak menarik untuk dibicarakan, karena ada banyak hal lain yang lebih menarik dan lebih penting. Sudah bertahun-tahun lamanya, bahkan sejak dulu kala, masalah sampah dianggap bukanlah sebagai masalah. Bagi mereka, jika sampah sudah dibuang, maka masalah sudah selesai.
Tapi, benarkah jika sampah sudah dibuang maka masalah selesai ? Mereka lupa bahwa tempat dimana sampah dibuang itu sangat penting, karena sebenarnya sampah yang tidak dibuang pada tempatnya akan menimbulkan banyak masalah. Sampah yang dibuang secara sembarangan di jalan, akan membuat kota menjadi kotor. Sampah yang dibuang di sungai akan mencemari air sungai dan menimbulkan banjir. Bahkan sampah yang dibuang di Tempat Pembuangan Akhir pun bisa menjadi masalah. Coba kita lihat kondisi Tempat Pembuangan Akhir sampah yang ada di kota kita masing-masing. Lihatlah, sudah seberapa tinggi gundukan sampah yang ada disana. Jika kita tak dapat 'mengelola' sampah dengan baik, maka tak lama lagi gundukan sampah itu akan semakin tinggi. Jika itu terjadi, tidak menutup kemungkinan tragedi longsor sampah seperti di Leuwigajah dapat terulang lagi.
Sebelum semakin banyak masalah sampah yang akan merugikan kita semua, rasanya mulai sekarang kita harus semakin bijak dalam berurusan dengan sampah. Kita dapat memulainya dengan berpikir dulu sebelum membuang sampah. Tentu saja, kita tak lagi harus membuang sampah sembarangan di jalan atau di sungai, agar kota kita bersih dan terhindar dari banjir.
Kita juga harus mulai selektif memilah-milah sampah yang ada. Sampah-sampah yang bisa membusuk biar kita serahkan saja pembuangannya di Tempat Pembuangan Akhir. Dengan demikian, gundukan sampah tidak akan terlalu cepat meninggi karena sampah-sampah itu dapat membusuk dan terurai.
Sementara itu, sampah-sampah anorganik sedapat mungkin dimanfaatkan kembali, baik oleh kita sendiri atau orang lain. Caranya antara lain : menyerahkannya pada pemulung, menjualnya pada pembeli barang-barang rongsokan/barang bekas, mendaur-ulangnya menjadi barang-barang yang bernilai ekonomis atau mengalih fungsikannya.

7.     Kekerasan Dan Kriminalitas

Dari setiap kejadian tindakan kriminalitas pastilah ada korban, baik materil hingga nyawa. Dan tindakan kriminalitas sering kali terjadi adanya rasa ketidak adilan, dendam bahkan kurangnya pendidikan tentang hukum dan kemanusiaan. Ada beberapa contoh tindak kriminalitas yang terjadi di Indonesia. Diantaranya :  pencopet, perampok, pemerkosa, pembunuh, penculikan, tawuran, perang antar suku, korupsi dan penipuan dengan segala cara. Hal inilah yang membuat kehidupan dalam tatanan bermasyarakat menjadi tidak nyaman. Ditambah lagi kondisi negara ini dalam keadaan kronis dibidang lapangan pekerjaan serta ekonomi yang morat marit. Selain persoalan ketidak adilan dalam hukum dan rasa dendam maupun lainnya, ternyata persoalan ekonomi dan lapangan pekerjaan menjadi biang keladinya.

8.     Air Bersih

Sekarang, air bersih sudah menjadi salah satu masalah sosial yang ada di Indonesia. Karena, di beberapa daerah air bersih sangat sulit ditemukan. Sementara air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Setiap harinya, kita membutuhkan air bersih untuk berbagai macam aktivitas yang akan kita jalani. Seperti mencuci pakaian, mandi, mencuci piring, minum, dan lain sebagainya. Tapi, air bersih menjadi sangat sulit didapat. Bahkan di beberapa tempat, untuk mendapatkan air bersih seseorang harus membeli. Hal ini menimbulkan ketidaknyamanan yang terjadi.

Buku : Social Problems
Menurut buku Social Problems karya Anthony Jones dkk, ada beberapa masalah sosial yang terjadi :

1.     Sistem politik

Dalam buku ini disebutkan bahwa sistem politik merupakan salah satu masalah sosial. Hal ini disebabkan karena sistem politik dan masalah sosial saling berkesinambungan. Dapat dikatakan bahwa banyak masalah sosial yang berkaitan dengan kesenjangan sosial dan prestasi. Ketika seseorang mengalami perampasan,  akan ada sedikit kejahatan terhadap barang-barang miliknya; ketika adanya frustasi karena kekerasan seksual yang sering terjadi merupakan bagian dari monogami perkawinan, hal tersebut akan diterima dan diambil untuk diberikan, sementara keinginan untuk perceraian akan lebih terbatas; ketika orang tidak dapat membayangkan cara hidup yang lebih baik dari apa yang disediakan oleh lingkungan sosial mereka, mereka tidak akan mencari perbaikan dengan mencoba untuk meninggalkan negara mereka; ketika hidup terasa suram karena adanya perampasan, tekanan untuk lari dari kenyataan akan tidak terlalu tinggi. Itulah contoh-contoh keterkaitan antara ekspektasi dengan masalah sosial.
Alokasi sumber daya adalah hubungan langsung antara politik dan berbagai masalah sosial. Kelangkaan dilambangkan dengan kebutuhan yang selalu hadir untuk berdiri dalam antrean tetap menjadi bagian dari kehidupan dan menjadi prioritas untuk diberikan kepada kebutuhan konsumen.

2.     Keterbatasan sumber daya juga diidentifikasikan dapat menimbulkan beberapa masalah sosial, diantaranya :
-          Kemiskinan dan standar kesehatan masyarakat
-          Migrasi
-          Perumahan kuno
-          Lansia
-          Tingkat kelahiran yang tinggi
-          Pencemaran lingkungan
-          Pemabuk dan pengguna narkoba

3.     Perbedaan Etnis dan Ras

Beragamnya suku, agama, ras, dan golongan terkadang memicu timbulnya konflik di masyarakat. Di balik konflik antaretnis ini, terdapat sumbu yang membuat satu etnis dengan etnis lainnya hanya memperlihatkan rasa keaku-akuannya, rasa “kami”, dan “mereka”, mereka melihat etnis lain adalah kelompok luar darinya, dan etnis luar melihat etnis lain sebagai musuh baginya. Setiap konflik yang berujung SARA bermula dari konflik individu yang kemudian mengarah ke konflik kolektif yang mengatasnamakan etnis. Faktor ekonomi juga menjadi penyebab utama konflik. Penguasaan sektor ekonomi memicu besarnya sentimen etnis dan adanya prejudice membuat konflik meranah ke agama. Nampaknya kesenjangan sosial ekonomi dari pendatang yang sebagai mayoritas menguasai sektor ekonomi membuat konflik menjadi lebih memanas. Ketidakmerataan penyebaran penduduk juga dapat menimbulkan masalah. Di mana masih dibutuhkan Sumber Daya Manusia untuk mengolah kekayaan alam dan membangun infrastruktur perekonomian.

4.     Polusi
Polusi yang terjadi diakibatkan oleh pemakaian jumlah kendaraan pribadi yang melampaui batas. Selain itu, polusi diakibatkan juga oleh pemakaian bahan-bahan kimia yang dapat mencemari udara.

5.     Kesehatan Masyarakat

Kesehatan masyarakat tidak merata di kota besar dan pedesaaan. Salah satu sebabnya adalah sarana dan prasarana di pedesaan dan perkotaan yang jauh berbeda. Selain itu, akses menuju rumah sakit atau puskesmas yang cenderung jauh dari pedesaan. Hal ini pula yang menghambat adanya kemerataan dalam bidang kesehatan yang teradi di masyarakat.



DAFTAR PUSTAKA

Pengertian Masalah Sosial :
http://organisasi.org/definisi-pengertian-masalah-sosial-dan-jenis-macam-masalah-sosial-dalam-masyarakat
(diakses pada tanggal 29 September 2012 pukul 10:10)

Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan :
http://afika.blog.fisip.uns.ac.id/2010/12/19/kemiskinan-di-indonesia/
(diakses pada tanggal 29 September 2012 pukul 10:25)

Faktor Penyebab terjadinya Ketidakseimbangan antara Kemiskinan dengan Lapangan Pekerjaan:
masalahsosial-terjadipadarakyat.blogspot.com/2011/11/tidak-seimbang-antara-lapangan-kerja.html
(diakses pada tanggal 29 September 2012 pukul 10:34)

Beberapa definisi :
Id.wikipedia.org/

Sumber buku :
Buku Social Problems. Pengarang buku : Anthony Jones, dkk. 1991.


dipostkan oleh : Ajruni Wulandestie Arifin. Kamis, 25 Oktober 2012 pukul 8:43 PM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar