Penting bagi kita
untuk peka terhadap pengruh pentingnya kedudukan dalam hirarki ekonomi terhadap
nilai-nilai serta tanggung jawab ideologi kita, pola-pola budaya dan
hubungan-hubungan sosial dan kesejahteraan materil serta gaya hidup kita.
Melihat pentingnya kondisi materiil itu, terhadapnya individu harus
menyesuaikan diri atas dasar kedudukan ekonomi, merupakan satu dasar utama
teori Marx. Kehidupan individu dan masyarakat kita didasarkan pada asas
ekonomi. Ini berarti bahwa institusi-institusi politik, pendidikan, agama, ilmu
pengetahuan, seni, keluarga, dan sebagainya bergantung pada tersedianya
sumber-sumber ekonomi untuk kelangsungan hidup. Juga berarti bahwa institusi
ini tidak dapat berkembang dalam cara-cara yang bertentangan dengan
tuntutan-tuntutan sistem ekonomi. Dasar ekonomi ini dilihat Marx sebagai
"infrastruktur" diatas mana "superstruktur" sosial dan
budaya yang lainnya dibangun dan harus menyesuaikan diri dengannya.
Kegiatan
masyarakat dalam sektor nonekonomi tidak selalu diarahkan kepada tuntutan asas
ekonomi, tapi dalam analisa terakhir kegiatan dalam pelbagai institusi
nonekonomi harus bergerak dalam batas yang ditentukan oleh tuntutan ekonomi;
dan dinamika-dinamika sosial yang khusus dalam institusi lainnya dalam jangka
panjang bukan tidak dapat sesuai dengan dinamika ekonomi. Individu dan keluarga
mengetahui pentingnya faktor-faktor ekononomi dalam usahanya untuk "hidup
sesuai dengan pendapatannya". Seperti yang ditekankan Marx, tuntutan untuk
mencari nafkah supaya bisa tetap hidup dapat memakan waktu dan energi
sedemikian besarnya sehingga hampir tidak mungkin untuk mengembangkan
kemampuan-kemampuan lainnya.
Pusat perhatian
Marx adalah pada tingkat struktur sosial dan bukan pada tingkat kenyataan
sosial budaya. Marx memusatkan perhatiannya pada cara orang menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan fisiknya. Dia juga melihat hubungan-hubungan sosial
yang muncul dari penyesuaian ini dan melihat hubungan-hubungan sosial yang
muncul dari penyesuaian ini dan tunduknya aspek-aspek kenyataan sosial dan
budaya pada asas ekonomi ini. Pada kenyataannya, ide-ide bersifat
"epifenomenal", artinya ide-ide itu merupakan cerminan dari kondisi
kehidupan materil dan struktur ekonomi dimana orang menyesuaikan dirinya dengan
kondisi itu. Bagi Marx, kunci untuk memahami kenyataan sosial tidak ditemukan
dalam ide abstrak, tapi dalam pabrik-pabrik / dalam tambang batu bara, dimana
para pekerja menjalankan tugas di luar
batas kemanusiaan dan berbahaya. Peristia demikian merupakan kenyataan sosial
bukan impian naïf dan idealistic yang dibuat oleh Ilmu Pengetahuan, teknologi,
dan pertumbuhan industry untuk meningkatkan kerja sama dan peningkatan
kesejahteraan dalam bidang materil semua orang.
Marx mempunyai
pandangan mengenai masyarakat utopis di masa depan, tapi yang hanya dapat
muncul melalui perjuangan revolusioner.
I.
RIWAYAT HIDUP MARX
Marx lahir di
Trier, Jerman, di daerah Rhine pada tahun 1818. Ayahnya Heinrich dan ibunya
Henrietta berasal dari keluarga rabbi Yahudi. Kemudian dalam kehidupan Marx
menekankan pandangan bahwa kepercayaan-kepercayaan agama tidak memberikan
pengaruh paling penting terhadap perilaku, sebaliknya justru mencerminkan
faktor-faktor sosial ekonomi yang mendasar. Dari ayahnya dan dari keluarga
Ludwig von Westphalen, Marx memperoleh pengetahuan pemikiran Pencerahan Abad
18.
Pada
usia 18 tahun, sesudah mempelajari Hukum selama 1 tahun di Universitas Bonn,
Marx pindah ke Universitas Berlin. Disana, sebagai akibat dari hubungannya
dengan kelompok Hegelian muda, beberapa unsur dasar mulai dibentuk. Penganut
Hegelian muda mempunyai pendirian kritis dan tidak menghargai ide-ide Hegel
serta para pengikutnya, khususnya yang berhubungan dengan pandangan mereka
mengenai masa lampau yang bertentangan dengan masa depan serta nada
konservatifnya yang semakin bertambah.
Hegel
mengemukakan filsafat idealistisnya berupa model analisa dialektik. Pengertian
dasarnya dalam analisa dialektik berintikan pandangan mengenai pertentangan
antara tesis dan antithesis serta titik temu keduanya yang akhirnya akan
membentuk suatu sintesa baru; kemudian ini menjadi tesis baru dan dalam
pertentangan dengan tesis baru itu muncul suatu antithesis baru dan akhirnya
kedua tesis yang saling bertentangan ini tergabung dalam satu sintesa baru yang
lebih tinggi tingkatannya.
Perkembangan
sejarah menurut model abstrak Hegel meliputi penolakan atas ide-ide yang ada
dan penggantinya dengan ide-ide baru yang bertentangan. Melalui proses inilah
roh akal-budi (spirit of reason)
nampak dalam tahap sejarah. Pandangan Hegel ini bersifat idealistic, artinya
dia percaya bahwa kekuatan yang mendorong perubahan sejarah adalah munculnya
ide-ide dengan mana roh akal budi menjadi lebih lengkap manifestasinya.
Konservatisme semakin bertambah membuat pengikut Hegelian muda mengancam dan
menolak ajaran-ajaran dari gurunya. Jadi, reaksi Marx terhadap Hegel
dipengaruhi oleh pengetahuannya mengenai ide-ide pengikut Hegelian muda yang
kritis. Dalam mengembangkan posisi teoritis dan filosofinya sendiri, Marx tetap
mempergunakan bentuk analisa dialektik tetapi dia menolak idealism filosofis
dan menggantikannya dengan pendekatan materialistik.
Sesudah
menyelesaikan disertajsi doktornya di Universitas Berlin, Marx berniat memasuki
karir akademis. Namun sponsornya, Bruno Bauer, dipecat karena pandangan yang
antiagama, membiarkan Marx tanpa dukungan. Akhirnya Marx menerima tawaran untuk
menulis dalam surat kabar Rheinishe
Zeitung. Pendirian radikal-liberal surat kabar itu mencerminkan oposisi
borjuis terhadap sisa sistem aristokratis-feodal kuno. Marx menjadi pemimpin
redaksi. Lalu, tidak lama bekerja disana surat kabar itu segera ditekan dan
setelah pernikahannya dengan Jenny von Westphalen, mereka pindah ke Paris.
Selama
tinggal di Paris (1843-1845), Marx terlibat dalam kegiatan radikal. Paris pada
masa itu merupakan suatu pusat liberalism dan radikalisme sosial dan
intelektual yang penting di Eropa, dan Marx berkenalan dengan pemikir-pemikir
penting dalam pemikiran sosialis Prancis termasuk St. Simon, Proudhon, dan
Blanqui. Tanggapan Marx terhadap ide-ide ini dipengaruhi oleh keyakinan yang
sudah dia kembangkan dalam hubungannya dengan kaum Hegelian muda. Disini ia
juga mengenal tulisan ahli ekonomi politik Inggris seperti Adam Smith dan David
Richardo. Marx mengambil isu individualism pendekatan ini dengan mengatakan
bahwa dengan individualisme itu hakikat sosial akan dikesampingkan. Yang lebih
penting, Marx melihat meluasnya mentalitas dunia pasar yang bersifat impersonal
itu ke hubungan-hubungan sosial dan struktur sosial sebagai satu sumber
alienasi yang paling mendalam. Disini ia juga bertemu dengan Friedrich
Engels yang dekat sampai Marx meninggal. Engels terkesan akan keberhasilan
Marx dalam analisa ekonominya, hal ini ditambah lagi dengan bacaan Marx sendiri
mengenai tulisan ahli ekonomi politik Inggris, mendorong dia ke usaha
mengintegrasikan analisa ekonomi dan filsafat. Usaha ini tercermin dalam
tulisan Marx yang berjudul Economic
and Philosophical Manuscripts.
Di
Paris, Marx dan Engels memulai karya mengenai suatu interpretasi komprehensif
tentang perubahan dan perkembangan sejarah. Karya ini akhirnya diterbitkan
dengan judul The German Ideology;
kemudian Engels menggambarkannya sebagai titik tolak untuk prinsip-prinsip
materialism historis.
Marx
diusir dari Paris pada tahun 1845 oleh pemerintah karena tekanan dari
pemerintah Prusia yang pernah terganggu oleh tulisan-tulisan Marx yang berbau
sosialis. Dari Paris Marx menuju Brussel. Disana ia bertemu kenalan baru yang
sudah terlibat dalam League of the Just
yang merupakan organisasi revolusioner yang telah dibubarkan. Tahun 1846, Marx
dan Engels bertolak menuju Inggris. Disana mereka membentuk panitia urusan
surat menyurat supaya dapat mempertahankan kontak dengan kaum sosialis Prancis,
Jerman, dan Inggris. Mereka diundang mengikuti Communist League yang hasilnya berupa Manifesto Komunis yang diterbitkan tahun 1847.
Tahun
1848, Marx diundang ke Paris. Inilah masa pergolakan karena gerakan
revolusioner dengan cepat mendapat sambutan di seluruh Eropa. Lalu Marx kembali
ke Jerman untuk menerbitkan Neue
Rheinische Zeitung dan dengan cara ini mempengaruhi arah revolusi itu.
Tapi surat kabar ini tidak lagi terbit di tahun 1849 dan Marx diusir dari
Jerman. Akhirnya ia pergi ke London setelah tidak diijinkan tinggal di Paris.
Keadaan ekonomi Marx sangat memprihatinkan. Dia terus menulis; yang paling
terkenal adalah The Class Struggles in France dan The Eighteenth
Brumaire of Louis Bonaparte. Marx dapat menghasilkan sedikit uang dengan
membuat artikel mengenai peristiwa di Eropa yang dimuat dalam New York Daily Tribune. Pada pertengahan
tahun 1850-an Marx menerima warisan kecil dari keluarga istrinya.
Karya
yang paling penting dihasilkan Marx di London adalah Das Kapital sebagai karya besarnya (magnum opus). Dalam karyanya ini dia mengembangkan dan
mensistematisasi sebagian besar ide-ide yang sudah diuraikan sebelumnya dalam
bukunya Economic and Philosophical
Manuscripts, The German ideologi serta lainnya. Secara keseluruhan, pusat
perhatian Das Kapital adalah kontradiksi
internal dalam sistem kapitalis. Ditulis beberapa tahun sesudah revolusi
tahun 1848, Das Kapital adalah usaha
Marx untuk memberikan suatu analisa sejarah yang obyektif dan jangka panjang
mengenai kekuatan-kekuatan dialektis dalam kapitalisme yang menjammin
kehancuran terakhir. Yang lebih penting bahwa karyanya ini dimaksudkan sebagai
kritik terhadap teori-teori ortodoks mengenai ekonomi politik, seperti teori
Smith dan Ricardo dengan asumsi individualistiknya, implikasi-implikasi politik
laissez-faire-nya serta optimismenya
yang bersifat naïf mengenai konsekuensi jangka panjang yang menguntungkan dalam
suatu pasar bebas yakni ekonomi kapitalis.
Marx
juga menerbitkan beberapa karya persiapan diantaranya : Outline of Critique of Political Economy (1857), A Contribution to the Critique of Political
Economy (1859), dan Introduction (1859).
Marx meneruskan studinya dengan menggunakan sumber-sumber yang terdapat pada
British Museum untuk mengadakan penelitian yang perlu untuk karyanya dan
sedikit menjauhkan diri dari kegiatan politik praktis dalam gerakan sosialis.
Tapi pada tahun 1863 Marx siap mengakhiri sikap tidak terlibatnya dalam
kegiatan politik. Fokus tujuan Marx selama tahun ini adalah untuk meningkatkan
pemahaman mengenai kekurangan dan keruntuhan sistem kapitalis yang tidak dapat
dihindarkan lagi sehingga mereka mau mengerti dinamika yang penting dalam tahap
sejarah ini. Publikasi Das Kapital
jilid pertama tahun 1867 memperkuat pengaruh dan dominasi intelektual Marx.
Buku itu dikenal sebagai suatu analisa teoritis dan historis. Das Kapital dan The Communist Manifesto sangat terkenal khususnya di Amerika sampai
setelah Perang Dunia ke-2.
Karir
Marx tidak dapat dipisahkan dari perkembangan gerakan sosialis di pertengahan
abad 19. Marx merupakan seorang katalisator untuk tiga orientasi intelektual
yang berbeda. Sumbangan teoritisnya banyak diambil dari (1) metode dialektik
Hegel dan historisme Jerman (2) teori ekonomi politik Inggris (3) pemikiran sosialis
prancis.
II.
MATERIALISME
HISTORIS MARX
Materialisme
historis sangat berguna untuk memberinya nama pada
asumsi-
asumsi
dasar mengenai teorinya. Dari The
Communist Manifesto dan Das Kapital,
sudah diasumsikan bahwa tekanan utama Marx adalah pada kebutuhan materiil dan
perjuangan kelas sebagai akibat dari usaha-usaha memenuhi kebutuhhan.
Perhatiannya dipusatkan pada usaha Marx untuk meningkatkan suatu revolusi
sosialis. Asumsi tradisional ini agak menyimpang. Marx sangat menekankan
pentingnya kondisi materil yang bertentangan dengan idealism Hegel tapi tidak
menyangkal kenyataan subyektif atau peranan penting yang mungkin ikut
menentukan dalam perubahan sosial.
Menurut Marx, suatu pemahaman ilmiah
yang dapat diterima tentang gejala sosial menuntut si ilmuwan untuk mengambil
sikap yang benar. Artinya mereka memiliki suatu kesadaran subyektif tentang
dirinya sendiri dan situasi materilnya.
1. Kelemahan-Kelemahan
Filsafat Abstrak Tradisional
Tekanan
Materialisme Marx harus dimengerti sebagai reaksi terhadap interpretasi
idealistic Hegel mengenai sejarah. Marx menolak filsafat sejarah Hegel ini
karena menghubungkannya dengan evolusi ide sebagai suatu peranan utama yang
berdiri sendiri. Teori idealistic seperti teori Hegel mengabaikan kenyataan
yang jelas bahwa ide-ide tidak terlepas dari orang yang benar-benar hidup dalam
lingkungan material dan sosial.
Saling
ketergantungan timbal balik antara pengalaman praktis dalam dunia materil dan
dunia kesadaran dan ide-ide diperhatikan Marx dalam pandangannya mengenai Praxis. Praxis Marx menunjuk pada
kegiatan manusia yang dilaksanakan dalam konteks kondisi materil dan sosial
yang ada. Praxis bertentangan dengan spekulasi intelektual murni dan mencakupi
suatu kesediaan untuk menguji ideology-ideologi yang dominan serta kondisi
sosial. Namun kritisme adalah langkah utama yang mempunyai tujuan akhir untuk
menerobos pengaruh filsafat yang bersifat membingungkan. Konsep materialis Marx
yang diterapkan pada perubahan sejarah dijelaskan dalam The German ideologi yang
disusun bersama Engels. Kondisi kehidupan materil bergantung pada sumber alam
yang ada dan kegiatan manusia yang produktif.
2. Penjelasan Materialistis
tentang Perubahan Sejarah
Penekanan
materialistis ini berpusat pada perubahan-perubahan cara atau teknik produksi
materil sebagai sumber utama perubahan sosial dan budaya yang mencakup
perkembangan teknologi baru, penemuan sumber-sumber baru, atau perkembangan
baru. Karena cara produksi dan kondisi-kondisi materil yang diakibatkannya
berubah, maka kontradiksi-kontradiksi muncul antara cara-cara produksi dan
hubungan-hubungan produksi.
Dalam
The German Ideology, Marx dan Engels
menelusuri perubahan utama kondisi materil dan cara produksi di satu pihak dan
hubungan sosial serta norma pemilikan di pihak lain. Akhirnya, tahap feudal
memberikan jalan bagi cara produksi borjuis dan hubungan-hubungan sosial yang
menyertainya. Maksud dari The German
ideologi adalah untuk menunjukkan bahwa manusia menciptakan sejarahnya
selama mereka berjuang menghadapi lingkungan materilnya dan terlibat dalam
hubungan sosial yang terbatas dalam proses ini. Visi Marx mengenai masyarakat
komunis masa depan sangatlah idealistis dan kelihatannya mengusulkan suatu
akhir kontradiksi internal dan konflik-konflik kelas yang sudah menjadi
rangsangan utama perubahan sosial di masa lampau.
III.
INFRASTRUKTUR
EKONOMI DAN SUPERSTRUKTUR SOSIO BUDAYA
Tekanan
yang terus menerus dikemukakan dalam semua tulisan Marx adalah bahwa
struktur
ekonomi masyarakat merupakan dasar yang sebenarnya. Seperti ditegaskan Marx
dengan jelas dalam The Communist
Manifesto bahwa ”Pemerintah negara modern benar-benar merupakan suatu
komite yang mengurus kepentingan bersama kaum borjuis seluruhnya". Kalau
Marx berulang-ulang menekankan ketergantungan politik pada struktur ekonomi
ini, tipe analisa yang sama juga akan berlaku untuk pendidikan, agama,
keluarga, dan semua institusi sosial lainnya.
1. Akibat-akibat
"Kesadaran Palsu" dalam Mendukung Struktur Ekonomi
Alasan
mengapa sulit melihat hubungan yang erat antara kondisi materil, ekonomi dan
ideologi budaya adalah bahwa ideologi budaya memberikan ilusi untuk mengimbangi
ketimpangan dan kekurangan dalam kondisi hidup materil. Ketika mereka merasa
adanya ketidakpuasan hasilnya adalah kesadaran palsu (false consciousness). Umumnya dukungan agama terhadap pelbagai
norma yang mendasari keteraturan sosial membenarkan status-quo dan mendorong individu untuk bertindak sesuai dengan
tuntutan untuk mempertahankan keteraturan sosial yang ada. Tipe analisa yang
sama juga digunakan dalam kritik Marx terhadap ideologi-ideologi politik dan
struktur Negara. Dalam The German
Ideology, Marx melihat Negara
sebagai suatu kompensasi terhadap ketegangan yang muncul dari pembagian kerja.
2. Perubahan dalam Struktur
Sosial-Ekonomi dan dalam Pandangan Hidup
Yang
berubah adalah perkembangan struktur sosial dalam menanggapi kondisi-kondisi
materil dan memunculkan ide-ide baru. Perkembangan ide revolusioner tergantung
pada pembentukan kekuatan materil yang baru yang melahirkan perubahan dalam
hubungan sosial. Namun, pandangan hidup intelektual yang mendukung tipe
struktur sosial ini dengan dominasi aristokratis tidak sejalan dengan
kepentingan ekonomi kelas borjuis yang sedang muncul. Dalam kenyataannya, Marx
mengemukakan tuntutan terhadap “kebebasan, persamaan, dan persaudaraan”. Marx
berargumen bahwa sistem pasar ekonomi kapitalis yang impersonal merupakan
kekhasan suatu tahap sejarah tertentu.
IV.
KEGIATAN
DAN ALIENSI
Inti
seluruh teori Marx adalah proposisi bahwa kelangsungan hidup manusia serta
pemenuhan
kebutuhannya bergantung pada kegiatan produktif dimana secara efektif orang
terlibat dalam mengubah lingkungan alamnya. Namun kegiatan tersebut mempunyai
akibat yang paradox dan ironis karena begitu individu mencurahkan tenaga
kreatifnya maka produk dari kegiatan ini memiliki sifat sebagai benda objektif.
Produk yang diciptakan itu sebenarnya mewujudkan sebagian dari “hakikat
manusia”. Institusi sosial, merupakan produk kegiatan manusia yang kreatif
meskipun institusi ini sering nampak dalam kesadaran individu sebagai kekuatan
obyektif dan asing yang harus dipatuhi.
1. Pengaruh Feuerbach
Teori
Marx mengenai alienasi dan pengasingan diri sangat dipengaruhi oleh Ludwig
Feeuerbach terhadap filsafat Hegel. Feuerbach lebih konsisten daripada Marx
dalam mempertahankan bahwa dunia kesadaran manusia serta ide semata-mata suatu
cerminan kekuatan materil. Feuerbach sudah mengembangkan perspektifnya dalam
bukunya Essence of Christianity.
Singkatnya ia berargumentasi bahwa agama merupakan suatu proyeksi manusia dari
sifat dasarnya. Menurut Feuerbachn filsafat Hegel tidak lain daripada suatu
bentuk abstrak dan filosofis dari pemikiran teologis. Disisi lain, Marx
mengkritik Feuerbach, khususnya dia menyerang penekanan materialisti Feuerbach
yang berat sebelah. Marx sendiri menekankan pentingnya pemahaman terhadap
konteks sosial dan sejarah yang khas, dimana bentuk kesadaran dan ilusi
agama/ideologi muncul.
Marx
menekankan hubungan dialektik antara seseorang sebagai obyek dan seorang
sebagai subyek yang aktif. Kritik Marx yang tepat dan meyakinkan terhadap
Feuerbach terdapat dalam tulisan Theses
of Feuerbach “Para ahli filsafat hanya menginterpretasi
dunia dalam pelbagai cara; masalahnya bagaimana mengubahnya”. Komitmen Marx untuk mengubah dunia melalui kegiatan
praksis didasarkan pada kepercayaan idealistisnya bahwa alienasi akhirnya dapat
diatasi. Marx setuju dengan Feuerbach bahwa bentuk alienasi yang paling
mendalam yang dinyatakan dalam ideologi agama dan filsafat.
2. Alienasi Kaum Buruh dalam
Masyarakat Kapitalis
Economic and Philosophical Manuscripts (1844)
merupakan satu kritik
terhadap
teori-teori ekonomi politik yang sudah mapan di Inggris dari Smith, Richardo.
Dengan latar belakang filsafat dialektik Hegel, Marx menarik kesimpulan dari
studinya mengenai sistem kapitalis laissez-faire,
yang jauh lebih simpatik daripada kesimpulan pemikir Inggris itu. Hasilnya
adalah alienasi manusia dari sesamanya dan dari kodrat sosialnya sendiri, Marx
menekankan masalah ini dalam tulisannya yang terkenal Communist Manifesto. Alienasi juga merupakan akibat dari hilangnya
kontrol individu atas kegiatan kreatifnya sendiri dan produksi yang
dihasilkannya.
Marx menunjukkan bahwa penerapan wajar
hukum penawaran dan permintaan dalam ekonomi yang bersifat impersonal itu
mengurangii upah kerja sampai ke tingkat di mana para pekerja hanya dapat
sekedar mempertahankan hidup dengan bekerja dalam jumlah jam sebanyak mungkin.
Karena penawaran dari tenaga kerja manusia melebihi permintaan kapitalis untuk
jasa mereka, maka hukum permintaan dan penawaran dalam ekonomi menjamin bahwa
upah buruh sangat ekonomis, terlepas dari pengaruh ikatan sosial nonekonomi
yang bersifat manusiawi dan lunak.
3. Alienasi Politik
Dalam
On The Jewish Question, dan dalam
kritiknya terhadap Hegel mengenai Negara, Marx menganalisa perbedaan antara
Negara dan masyarakat sipil yang berkaitan dengan pembeda antara manusia
sebagai individu dengan kebutuhan biologis dan kepentingan egoistisnya dan
manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki suatu rumpun hidup yang sama.
Analisa Marx tentang Negara berubah sedikit ketika dia mengembangkan gagasannya
misalnya dalam The German Ideology
atau dalam The Communist Manifesto.
V.
KELAS
SOSIAL, KESADARAN KELAS, DAN PERUBAHAN SOSIAL
Salah
satu kontradiksi yang paling mendalam dan luas yang melekat dalam setiap
masyarakat
dimana ada pembagian kerja dan pemilihan pribadi adalah pertentangan antara
kepentingan materil yang berbeda. Pembagian yang paling penting dalam
masyarakat adalah pembagian antara kelas-kelas yang berbeda.
1. Hubungan Ekonomi dan
Struktur Kelas
Kemampuan
manusia untuk memenuhi pelbagai kebutuhannya tergantung
pada
terlibatnya mereka dalam hubungan sosial dengan orang lain untuk mengubah
lingkungan materil melalui kegiatan produktifnya. Hubungan ini dipengaruhi oleh
perbedaan alamiah manusia sesuai dengan kekuatan, ukuran, tenaga, kemampuan.
Dorongan yang paling penting untuk perubahan adalah ekspansi alat produksi yang
dihasilkan oleh perkembangan teknologi.
2. Pembedaan Kelas Primer dan Sekunder
Karena
sistem kapitalis berkembang, Marx mengharapkan bahwa ketiga sistem kelas itu
secara bertahap akan diganti oleh suatu sistem dua kelas. Hal ini ia kemukakan
dalam The Communist Manifesto
“Masyarakat sebagai satu keseluruhan menjadi semakin terbagi dalam dua kelompok
besar yang saling bermusuhan dalam dua kelas yang saling berhadapan secara langsung:
borjuis dan proletariat”.
Dalam
The Communist Manifesto Marx menekankan
bahwa “ahli fisika, pengacara, imam, pujangga, ilmuwan” sudah berbalik menjadi
“buruh upahan yang dibayar” dari keelompok borjuis. Analisanya mengenai
perjuangan kelas di Prancis menunjukkan tujuh kelas yang berbeda-beda: “borjuis
pemodal, borjuis industri, borjuis pedagang, borjuis kecil, petani, kaum
proletar, proletar yang tidak laku”.
3. Kepentingan Kelas Obyektif
dan Kesadaran Kelas Subyektif
Dalam
The Communist Manifesto Marx
mengemukakan bahwa organisasi kaum proletar menjadi satu kelas sedang terganggu
oleh kompetisi mereka satu sama lain. Yang berhubungan dengan pembedaan antara
dimensi kelas subyektif dan obyektif adalah pembedaan antara kepentingan kelas.
Kesadaran kelas merupakan satu kesadaran subyektif akan kepentingan kelas
obyektif yang mereka miliki bersama orang lain dalam posisi yang serupa dalam
sistem produksi.
4. Munculnya Kesadaran Kelas
dan Perjuangan Kelas
Apa
yang menyebabkan kesadaran kelas yang palsu digantikan oleh
kesadaran
kelas yang benar? Jawaban Marx atas pertanyaan ini dipusatkan pada perkembangan
dalam kelas masyarakat kapitalis. Satu
faktor penting adalah semakin terpusatnya kaum buruh proletar dalam
daerah-daerah industri kota. Bila diartikan secara mutlak, berarti bahwa
individu kelas itu merasa semakin sulit untuk hidup dalam pengertian fisik belaka.
Bila diartikan secara relatif, berarti bahwa jurang antara pemilik alat
produksi dan buruh terus melebar. Perbedaan yang penting adalah bahwa kelas
borjuis mewakili kepentingannya yang khusus sedangkan kelas proletar dalam
pandangan utopis Marx bertujuan untuk mewakili umat manusia seluruhnya.
5. Perjuangan Kelas dan
Analisa Dialektik tentang Perubahan Sosial
Apa
yang menentukan berhasil-tidaknya suatu kelas dalam mengubah
masyarakat
sesuai dengan kepentingannya yang dinyatakan secara tegas? Jawaban Marx atas
pertanyaan ini terletak pada perspektifnya mengenai perubahan sejarah secara
menyeluruh. Perubahan dalam alat produksi mengakibatkan ketidakseimbangan
antara kekuatan materil dan hubungan sosial dalam produksi. Dalam pandangan
Marx, kontradiksi yang paling penting adalah antara kekuatan-kekuatan produksi
materil dan hubungan-hubungan produksi dan antara kepentingan-kepentingan kelas
yang berbeda. Manusialah yang menciptakan sejarahnya sendiri, meskipun kegiatan
kreatifnya ditentukan dan terikat oleh lingkungan materil dan sosial yang ada.
Karir
Marx sendiri secara pasti memperlihatkan keengganannya untuk percaya pada
kekuaran dialektis impersonal dalam sejarah yang melahirkan jenis perubahan
sosial yang dibayangkannya. Marx adalah seorang yang aktif, dan meskipun
tulisan analistisnya mengemukakan proses-proses sejarah umumnya berkembang
menurut dinamikanya sendiri secara impersonal, tulisan-tulisannya seperti The Communist Manifesto benar-benar
merupakan satu ajakan untuk mengangkatsenjata. Munculnya krisis ekonomi dalam
sistem kapitalis dipergunakan Marx untuk menjelaskan bahwa
kontradiksi-kontradiksi internal dalam kapitalisme akan mencapai puncak
gawatnya dan bahwa sudah tiba waktunya yang tepat bagi kaum proletar untuk
melancarkan suatu revolusi yang berhasil.
VI.
KRITIK
TERHADAP MASYARAKAT KAPITALIS
Meskipun
pendekatan teoritis Marx keseluruhannya dapat diterapkan pada tahap
sejarah
apapun, perhatian utamanya adalah pada tahap masyarakat kapitalis –
perkembangannya sejak semula di akhir masa feodal, ketegangan-ketegangan dan
konstradiksi internalnya dan akhirnya bubar dan berubah menjadi masyarakat
komunis yang akan dating melalui kegiatan revolusioner kelas proletar. Maksud
Marx yang dituangkan dalam Das Kapital adalah untuk
mengungkapkan dinamika-dinamika yang mendasar dalam sistem kapitalis sebagai
sistem yang bekerja secara actual, yang berlawanan dengan versi yang diberikan
oleh para ahli ekonomi politik yang bersifat naïf.
Marx menerima teori nilai tenaga
kerja. Menurut teori ini, nilai pasar dari suatu komoditi ditentukan oleh
jumlah tenaga kerja yang menghasilkan produksi itu. Nilai ini merupakan faktor
utama dalam menentukan harga komoditi.
1. Produksi Nilai “Surplus”
dan Eksploitasi Tenaga Kerja
Dalam
pandangannya yang idealistis mengenai sistem pasar, para ahli
ekonomi
politik seperti Smith dan Richardo sudah mengemukakan bahwa transaksi ekonomi
yang terjadi di pasar, menguntungkan semua pihak. Sistem pasar yang bersifat
impersonal, di mana komoditi ditukar dengan uang, atau uang ditukar dengan
komoditi. Perbedaan dalam pertukaran ini terletak dalam distingsi Marx antara
lain “nilai pakai” (use value) dan
“nilai tukar”. Secara bertahap cara produksi kapitalis menggantikan semua cara
lainnya. Alasan utama bahwa kapitalis bergairah untuk menanamkan modalnya dalam
mesin yang memperbesar kemampuan produksinya adalah keinginan untuk memperoleh
keuntungan lebih daripada para saingannya.
2. Ekspansi Kapitalis dan
Krisis Ekonomi
Dalam
perjuangan kompetitifnya untuk memperoleh keuntungan, kaum
kapitalis
menggunakan mesin-mesin baru yang hemat buruh yang memperbesar kapasitas
produksinya; hal ini merusakkan keseimbangan antara kapasitas produksi dan
permintaan, dan hasilnya berupa satu spiral menurun, dengan permintaan pasar
berkurang yang mengakibatkan berkurangnya keuntungan, berkurangnya investasi,
berkurangnya kesempatan kerja, yang mengakibatkan berkurang terusnya permintaan
di pasaran. Perusahaan-perusahaan kapitalis yang tidak berhasil itu akan dibeli
oleh kapitalis yang lebih besar.
Akibatnya
adalah kecenderungan untuk memusatkan dan menyatukan modal
di kalangan
kapitalis yang makin lama makin sedikit. Marx tidak menyajikan suatu
perencanaan yang terperinci mengenai masyarakat post-kapitalis itu, tetapi dia membayangkan suatu masyarakat di mana
keuntungan dalam kapasitas produksi yang dihasilkan oleh kapitalisme akan
dimiliki secara kolektif, daripada secara pribadi; hal itu akan membebaskan
individu dari keharusan menggunakan semua waktunya untuk bekerja hanya untuk
mempertahankan hidup, dan memungkinkan mereka untuk lebih mengembangkan
kemampuan mereka sebagai manusia.
VII.
KRITIK
TERHADAP MARX
Kritik
Marx terhadap masyarakat kapitalis dan ramalannya mengenai perkembangan
masa
depannya menjadi sasaran banyak kritik. Salah satu kritik yang tidak asing lagi
adalah reaksi terhadap Marxisme
sebagai suatu Ideologi politik, bukan sebagai suatu teori sosiologi atau teori
ekonomi yang obyektif. Kecaman utama adalah bahwa Marx tidak cukup melihat ke
depan akan besarnya kenaikan dalam kapasitas produksi yang terus dihasilkan
oleeh perkembangan industri. Singkatnya, ramalan mengenai kondisi ekonomi kelas
proletar yang semakin tertekan itu nampaknya tidak terjadi sekalipun menurut
pandangannya tingkat penindasan itu harus dilihat secara relatif dan bukan secara
mutlak.
Sebagai
hasilnya, serikat-serikat kerja cenderung untuk kurang radikal daripada
yang
dibayangkan Marx. Sebenarnya Marx menyinggung pertumbuhan kelas menengah yang
berada di antara kapitalis dan buruh, tetapi dia tidak mengembangkan idenya ini
secara sistematis. Tekanannya yang menyeluruh adalah pada kecenderungan untuk
hubungan-hubungan kelas yang disederhanakannya dalam suatu sistem dua kelas
begitu sistem kapitalis itu berkembang.
Secara
lebih umum, kritik-kritik terhadap interpretasi Marxis mengenaai masyarakat
kapitalis
mengemukakan bahwa Marx meremehkan fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan
diri dari masyarakat kapitalis itu dalam menyelesaikan krisis, serta
kemampuannya untuk bertumbuh dan berkembang seterusnya dalam jangka panjang. Dalam
Outline
of a Critique of Political Economy yang ditulis tahun 1859, nampaknya
dia mengasumsikan bahwa sistem kapitalis itu akan bertahan untuk beberapa
waktu. Dalam hubungan ini, Communist
Manifesto Marx menuntut “Pajak pendapatan progresif atau pajak menurut
besarnya pendapatan” yang antara lain merupakan sebagian dari program
revolusionernya.