TEMPO.CO, Bandung - Sekitar 200 pemuda dari berbagai daerah di Indonesia merumuskan ikrar Sumpah Pemuda jilid kedua. Ikrar hasil konferensi Indonesia Young Changemakers Summit pertama tersebut dibacakan di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung, Ahad sore, 12 Februari 2012. Pertemuan tersebut berlangsung 11-13 Februari 2012 di Bandung.
Menurut ketua panitia acara Goris Mustaqim, rumusan ikrar Sumpah Pemuda itu hasil pengumpulan aspirasi ribuan pemuda Indonesia. Panitia menjaringnya lewat survei di Internet. “Apa nilai-nilai yang perlu dinyatakan dalam Sumpah Pemuda sekarang,” ujarnya.
Nilai yang banyak terkumpul, kemudian dibahas dan dirumuskan para peserta konferensi. Peserta yang datang dari Aceh hingga Papua itu diundang oleh panitia berdasarkan hasil seleksi. Seratus orang yang digolongkan sebagai pembicara (speaker), berasal dari kalangan pemuda relawan hingga pengusaha yang telah mengadakan perubahan di masyarakat lewat usahanya, di antaranya Yayasan Telapak dan Komunitas Tangan Di Atas.
Seratus anak muda lainnya yang disebut peninjau (observer), merupakan relawan atau pengusaha perintis. Mereka dikumpulkan untuk saling berbagi gagasan dan pengalaman serta menjalin jaringan lintas daerah. “Kolaborasi ini untuk menjawab tantangan bangsa yang semakin kompleks,” katanya.
Salah seorang peserta, Mochamad Ariyo Faridh Zidni, mengatakan pertemuan itu sangat penting karena peserta bisa berjejaring dan saling membantu. “Saya ketemu peserta dari Surabaya yang telah membuat video mendongeng di Internet untuk dibagikan ke banyak orang, kalau saya belum,” kata pustakawan yang suka mendongeng asal Jakarta itu kepada Tempo.
Inilah isi ikrar Sumpah Pemuda baru itu:
Kami putra-putri Indonesia, bersumpah untuk menegakkan integritas dan kepedulian demi mewujudkan Indonesia adil dan sejahtera.
Menurut ketua panitia acara Goris Mustaqim, rumusan ikrar Sumpah Pemuda itu hasil pengumpulan aspirasi ribuan pemuda Indonesia. Panitia menjaringnya lewat survei di Internet. “Apa nilai-nilai yang perlu dinyatakan dalam Sumpah Pemuda sekarang,” ujarnya.
Nilai yang banyak terkumpul, kemudian dibahas dan dirumuskan para peserta konferensi. Peserta yang datang dari Aceh hingga Papua itu diundang oleh panitia berdasarkan hasil seleksi. Seratus orang yang digolongkan sebagai pembicara (speaker), berasal dari kalangan pemuda relawan hingga pengusaha yang telah mengadakan perubahan di masyarakat lewat usahanya, di antaranya Yayasan Telapak dan Komunitas Tangan Di Atas.
Seratus anak muda lainnya yang disebut peninjau (observer), merupakan relawan atau pengusaha perintis. Mereka dikumpulkan untuk saling berbagi gagasan dan pengalaman serta menjalin jaringan lintas daerah. “Kolaborasi ini untuk menjawab tantangan bangsa yang semakin kompleks,” katanya.
Salah seorang peserta, Mochamad Ariyo Faridh Zidni, mengatakan pertemuan itu sangat penting karena peserta bisa berjejaring dan saling membantu. “Saya ketemu peserta dari Surabaya yang telah membuat video mendongeng di Internet untuk dibagikan ke banyak orang, kalau saya belum,” kata pustakawan yang suka mendongeng asal Jakarta itu kepada Tempo.
Inilah isi ikrar Sumpah Pemuda baru itu:
Kami putra-putri Indonesia, bersumpah untuk menegakkan integritas dan kepedulian demi mewujudkan Indonesia adil dan sejahtera.
Kami putra-putri Indonesia bersumpah untuk berkreasi dan berkolaborasi demi mewujudkan Indonesia unggul dan berdaya saing.
Kami putra-putri Indonesia bersumpah untuk bekerja keras dan bertanggung jawab demi mewujudkan Indonesia lestari selaras dalam keberagaman
LINK TERKAIT : http://indonesianchangemakers.org/